Melupakan leluhur berarti menjadi anak sungai tanpa sumber, pohon tanpa akar. – Porverb Cina
Genealogi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan yang mengkaji secara khusus tentang keluarga, keturunan, dan sejarahnya. Genealogi lebih banyak diketahui sebagai silsilah atau pohon keluarga. Tetapi dalam konteks ilmu pengetahuan, silsilah tak terbatas pada ayah dan ibu tetapi diceritakan sejauh mungkin dari asal mula.
Umumnya, para ahli genealogi atau yang disebut ahli nasab mengkaji ilmu genealogi dari berbagai sumber seperti cerita tentang keluarga, asal-usul, keturunan, sejarah dan sebagainya dalam bentuk tutur lisan, peninggalan dan catatan-catatan. Bahkan, di Amerika melakukan tes DNA sebagai salah satu metode pengumpulan data.
Genealogi sangat penting untuk dipelajari oleh bangsawan kerajaan karena berkaitan dengan hak untuk memerintah naik takhta pada suatu waktu. Jika seorang bangsawan melupakan silsilahnya maka hak-hak kerajaan berpotensi untuk dicaplok atau dirampok oleh orang lain yang sejatinya tidak berhak secara tradisi.
Karena itulah seperti Lurie Family, House of Solomon, Imperial House of Japan, Keluarga Kong, British Royal Family, House of Oldenburg dan beberapa kerajaan di dunia disebut sebagai pohon keluarga tertua di dunia saat ini yang tentunya masih mempertahankan warisan kerajaannya.
Masyarakat Suku Dawan yang akrab disebut Atoin Meto di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur pun memahami genealogi atau silsilah sebagai sebuah ilmu warisan yang wajib diketahui oleh semua orang atau masyarakat Suku Dawan. Silsilah itu dituturkan secara lisan dari generasi ke generasi.
Seperti kerajaan-kerajaan yang disebutkan tadi, masyarakat Suku Dawan terbagi dalam beberapa kerajaan, yang tentunya para keturunan raja tidak berhenti menuturkan silsilah untuk mempertahankan warisan tahta kekuasaannya.
Akan tetapi berdasarkan pengalaman penulis sebagai Atoin Meto dalam memahami genealogi yang dituturkan oleh orang tua, ternyata silsilah sangatlah penting bagi semua masyarakat Suku Dawan tanpa terkecuali.
Artinya, memahami dan mengenal silsilah adalah kewajiban semua orang, tidak terbatas pada kaum bangsawan. Karena silsilah genealogi yang dituturkan dimulai sebelum kerajaan-kerajaan di Timor terbentuk, jauh sebelum penjajah (Belanda) membentuk swapraja, kefetoran hingga ketemukungan.
Lalu yang menjadi pertanyaan adalah mengapa masyarakat Suku Dawan tanpa terkecuali wajib mengetahui silsilah keluarganya?