Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Membangun Pendidikan Alternatif di Kampung Halaman

18 Desember 2020   08:46 Diperbarui: 28 April 2021   07:21 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu kegiatan bimbel di Mauleum, NTT | Dokumen Neno Anderias Salukh

Namun akhirnya saya menyadari bahwa harta dan kekayaan serta omongan orang lain tidak lebih penting dari berbagi kasih dengan orang lain, tidak lebih penting daripada memberi apa yang kita miliki kepada orang lain, dan tidak lebih dari menyantuni orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita.

Tekat saya bulat, mengabdi di kampung. Dua tahun pertama saya menimba pengalaman di Desa Mauleum, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten TTS, NTT. 

Baca: Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa UNPAM ke Taman Bacaan Perigi Depok

Saya menjadi guru matematika di SMP dan memberikan bimbingan belajar gratis setiap hari dirumah. Bimbingan belajar berawal dari temuan saya di sekolah, dimana pengetahuan dasar anak-anak masih minim, beberapa anak usia SMP belum bisa membaca. Ini masalah serius bagi saya.

Salah satu kegiatan bimbel di Mauleum, NTT | Dokumen Neno Anderias Salukh
Salah satu kegiatan bimbel di Mauleum, NTT | Dokumen Neno Anderias Salukh
Saya bersama empat orang teman saya, kami mendiskusikan bagaimana mengubah masalah ini. Karena itu kami membuka empat titik pusat bimbingan belajar yang fokus pada calistung (baca, tulis, hitung). 

Kami berharap, 10 tahun kemudian, ada anak-anak yang kami bina, bersekolah dan kembali mengabdi di kampung halaman setelah menyelesaikan studi sehingga melanjutkan perjuangan kami.

Pengalaman ini menjadi modal untuk kembali kampung halaman di Oebo. Saya memutuskan untuk mengakhiri masa pengabdian saya di Mauleum di tahun kedua. 

Juli 2020, saya merintis komunitas belajar dengan konsep bimbingan belajar kontekstual, belajar bahasa Inggris dasar, kursus komputer, literasi budaya, dan masih banyak rencana-rencana yang belum terealisasi tetapi saat ini komunitas belajar sedang berjalan dengan konsep bimbingan kontekstual, membangun minat baca, belajar bahasa Inggris dasar, pengenalan komputer, dan pembinaan karakter.

Salah satu kegiatan hiburan di komunitas yaitu nonton film bersama | Neno Anderias Salukh
Salah satu kegiatan hiburan di komunitas yaitu nonton film bersama | Neno Anderias Salukh
Konsep ini adalah integrasi literasi teknologi dan literasi budaya yang mana generasi-generasi baru disiapkan untuk menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi tidak melupakan identitas mereka sehingga hal yang menjadi keluhan dan tangisan saya selama ini terjadi lagi.

Komunitas belajar ini adalah pendidikan alternatif yang membantu sekolah dalam meningkatkan kemampuan anak-anak agar menjadi kekuatan dalam berjuang meraih pendidikan yang lebih tinggi. Lagipula, banyak beasiswa yang disediakan sehingga kemampuan anak-anak terus digenjot untuk siap meraih kesempatan emas tersebut.

Sejauh ini, saya mendapat banyak dukungan dari individu maupun komunitas dalam menyukseskan komunitas belajar ini. Banyak sumbangan seperti buku dn lain-lain yang datang dari berbagi dan JNE merupakan salah satu media perantara. Karena itu, bagi saya, JNE bukan sekadar media pengiriman barang tetapi JNE juga berperan besar dalam dunia literasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun