Sementara survei serupa yang dilakukan BPS pada April lalu, responden yang mengaku masih mempraktekkan cuci tangan pakai sabun selama 20 detik sebanyak 80,2 persen.
Artinya bahwa masih ada yang menolak teori Semmelweis. Tidak perlu teori yang kuat, ilmu pengetahuan yang canggih, cukup tidak mencuci tangan pada saat dunia mengandalkan cuci tangan pakai sabun sebagai senjata melawan pandemi, kita sudah ada pada barisan orang yang menolak teori Semmelweis.
Pilihannya ada dua, kita menjadi penerus Semmelweis untuk terus gencar menyuarakan praktek cuci tangan pakai sabun ataukah menjadi orang yang menolak teori tersebut.
Semoga di perayaan GHD, kita semakin sadar bahwa cuci tangan merupakan hal sederhana yang sangat penting untuk menjaga kesehatan.
Salam!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H