Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Mengangkat Pakaian Adat Suku Dawan (Timor) di Kancah Internasional

18 Agustus 2020   14:49 Diperbarui: 18 Agustus 2020   19:50 2623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi menggunakan pakaian adat Kabupaten Timor Tengah Selatan | Biro Setpres RI

Peristiwa peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-75 kemarin merupakan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) secara khusus masyarakat Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS).

Presiden Jokowi menggunakan pakaian adat istiadat TTS. Pakaian adat tersebut didatangkan dari Kecamatan Nunkolo, Amanatun Selatan. Amanatun merupakan salah satu swapraja di Pulau Timor yang bergabung dengan swapraja Amanuban dan Mollo membentuk Kabupaten Timor Tengah Selatan.

Beberapa model kain tenunan Timor Tengah Selatan| Instagram Dicky Senda
Beberapa model kain tenunan Timor Tengah Selatan| Instagram Dicky Senda

Tentunya, Jokowi sebagai figur publik membuat kain tenunan dari TTS akan dilirik oleh dunia internasional. Oleh karena itu, bukan tidak mungkin, suatu saat kain tenunan akan menjadi andalan masyarakat TTS untuk berusaha berdiri di atas kaki sendiri.

Akan tetapi, realita saat ini, mayoritas kain tenunan masyarakat Dawan, secara khusus di TTS masih dihargai dengan nominal yang masih sangat murah di Pasar Lokal dan Pasar Nasional. Harga yang sangat murah ini bertolak belakang dengan beratnya perjuangan para perempuan Timor menyatukan benang-benang tersebut menjadi sebuah kesatuan yang indah menurut mereka.

Kemudian penulis mencari tahu beberapa alasan yang digunakan oleh konsumen dalam memilih kain tenunan. Berdasarkan hasil wawancara saya dengan beberapa teman di kalangan milenial yang bergelut di dunia mode, mereka berpendapat bahwa corak pemilihan warna yang digunakan oleh beberapa perempuan Dawan kurang menarik perhatian.

Sejauh yang mereka amati, kain tenun Nunkolo yang digunakan oleh Jokowi merupakan corak paling indah yang dimiliki Suku Dawan dan daya tariknya di dunia bisnis cukup diperhitungkan dengan kain tenunan yang lain di NTT bahkan di Indonesia.

Kain Tenun Nunkolo | Instagram Rotekaro
Kain Tenun Nunkolo | Instagram Rotekaro

Sedangkan yang lain seperti Buna orang Amanuban terkesan memiliki lebih banyak warna yang kurang menarik. Hal ini tidak berarti corak yang dimiliki oleh Amanuban dan Mollo tidak bagus tetapi pemilihan warnanya kurang diminati di dunia bisnis atau marketing.

Padahal dalam dunia marketing saat ini, pembuatan produk tidak mengabaikan respons estetika dan preferensi konsumen. Sebagian besar konsumen lebih memilih pola warna dengan warna yang sejenis sedangkan konsumen lainnya lebih suka aksen warna yang sangat kontras satu sama lainnya (Dewaweb).

Oleh karena itu, tulisan ini dibuat sebagai sebuah ide untuk dicoba sebagai terobosan baru dalam pembuatan kain tenunan oleh masyarakat Timor Tengah Selatan secara umum dan masyarakat Suku Dawan secara umum bahwa pemilihan warna sangat penting dalam dunia marketing tenun ikat.

Dilihat dari teknik pembuatannya, masyarakat Suku Dawan memiliki motif tenun ikat yang sama yaitu Buna, Lotis dan Futus. Akan tetapi, corak yang dibentuk dalam tenunan memiliki beberapa perbedaan. Misalnya pemilihan warna dasar, hitam, putih atau merah dan warna-warna motif.

Baca: Mengenal Kain Tenunan Amanuban

Bahan dasar pembuatan kain tenunan oleh masyarakat Suku Dawan dari kapas merupakan modal terbesar di pasar internasional karena memiliki kualitas yang lebih baik daripada benang pada umumnya. 

Saat ini, sebagian masyarakat Mollo dan masyarakat Boti di Amanuban masih menggunakan kapas yang dipintal dengan teknologi tradisional menjadi benang, kemudian digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kain tenunan.

Baca: Bninis, Alat Pemisah Biji Kapas yang Kini Termakan Debu

Serat kapas merupakan produk yang sangat berharga dan disukai banyak orang karena memiliki kekuatan dan daya tahan yang relatif lebih lama. Di Daerah Kabupaten TTS yang terkenal dengan suhu dinginnya tidak menjadi keluhan masyarakat karena kain tenunan yang terbuat dari kapas memiliki sifat menghangatkan di kala dingin.

Dan sebaliknya beberapa bagian wilayah yang terkenal dengan suhu panasnya tidak menjadi keluhan bagi masyarakat juga karena kain tenunan yang terbuat dari kapas menyejukkan di kala panas.

Pembuatan kain tenunan dari kapas yang sudah dilakukan turun-temurun sangat kontekstual dengan letak geografis daerah Timor dan kehidupan masyarakatnya.

Kemudian bahan pewarna dari alam seperti daun-daunan, kulit pohon dan sebagainya menjadi daya tarik tersendiri. Selain menjadi khas tradisional, kain tenunan memiliki warna yang soft dan juga aman digunakan karena tidak menyebabkan alergi pada kulit.

Sedangkan untuk kain tenunan yang menggunakan benang sulam tentunya memiliki kualitas yang berbeda dengan kapas. Tetapi, modernisasi yang cukup berpengaruh dan juga tumbuhan kapas yang semakin langka ditemukan menyebabkan sebagian besar masyarakat Suku Dawan beralih menggunakan benang sulam.

Oleh karena itu, pemilihan warna dalam pembuatan sangatlah penting untuk mendongkrak kualitasnya di pasar. Nah, dalam tulisan ini, tidak hanya berlaku untuk kain tenunan yang menggunakan bahan dasar kapas tetapi juga untuk kain tenunan yang menggunakan bahan dasar benang sulam.

Desain Tenunan
Bukan hanya rumah yang membutuhkan desain tetapi pakaian pun perlu memiliki desain. Tren ini semakin berkembang. Orang-orang yang bergelut di produk dunia mode membuat desain produk sebelum produk tersebut dirilis.

Tujuannya agar menjawab kebutuhan pasar atau setidaknya mencegah terjadinya kemungkinan produk tersebut dikategorikan sebagai produk gagal.

Kain tenunan masyarakat Suku Dawan perlu didesain sebelum masuk dalam tahap pembuatan. Ini bukan menggurui para praktisi tentang bagaimana mengikat benang dan sebagainya tetapi untuk memilih warna benang yang kemudian bukan hanya memiliki nilai seni tetapi sesuai dengan preferensi konsumen.

Para praktisi perlu mengenal roda warna untuk membuat desain warna sebuah kain tenunan karena roda warna memiliki urutan warna yang saling berhubungan satu dengan lain secara harmonis. Dalam roda warna, terdapat beberapa teknik pemilihan warna yang harus digunakan.

Sebagai contoh, salah satu teknik pemilihan warna dalam teori roda warna adalah teknik krom yaitu Monokromatik dan Polikromatik.

Dilansir dari berbagai sumber, warna monokromatik adalah perpaduan antara warna primer dan warna hitam atau putih yang menghasilkan gradasi warna tua maupun muda atau warna yang memiliki tingkat intensitas atau kecerahan yang berbeda.

Contohnya warna merah (primer) di dengan warna putih menjadi merah muda, pink, hingga merah yang sangat muda. Dan sebaliknya jika dicampur dengan warna hitam, akan menghasilkan merah hati hingga warna yang paling tua. Warna-warna demikian menghasilkan sebuah perpaduan yang cocok. Tentunya, kombinasi ini juga berlaku untuk warna primer lainnya, biru dan kuning.

Sedangkan polikromatik sedikit berbeda. Memang memiliki kesamaan perpaduan seperti monokromatik tetapi kombinasinya menggunakan warna sekunder dengan hitam atau putih.

Teknik yang lain juga perlu dipelajari seperti analog, komplementer dan sebagainya untuk membentuk kombinasi yang tepat. Karena psikologi warna sangat penting dalam dunia mode yang mempengaruhi pikiran, emosi, tubuh, dan keseimbangan seseorang.

Salam!

Referensi: Satu; Dua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun