Di tengah keberanian Erick Thohir membongkar mafia-mafia hitam, kritik pedas datang dari anggota DPR RI Adian Napitupulu terhadap utang BUMN yang dinilai tak wajar dan pengangkatan beberapa direksi yang dinilai tidak tepat janji.
Menurut penulis, kritik pedas Adian Napitupulu berujung pada wacana reshuffle Erick Thohir dari Menteri BUMN. Tagar #erickout memenuhi linimasa Twitter kemudian nama Ahok disebut sebagai salah satu kandidat kuat untuk menggantikan Erick Thohir.
Lalu apakah Erick Thohir layak di-reshuffle?
Melihat catatan juang Erick Thohir membongkar beberapa mafia di BUMN dan membandingkannya dengan utang BUMN, saya pikir presiden harus memberikan kesempatan sekali lagi kepada Erick Thohir untuk membenahi hal tersebut.
Soal utang BUMN, perlu ada kritik dari wakil rakyat sehingga kesalahan tersebut diperbaiki untuk pembangunan yang lebih baik. Erick Thohir memiliki keberanian untuk membongkar mafia BUMN yang tidak dimiliki oleh para pendahulunya.
Jika kemudian nama Ahok disebut layak menggantikan Erick Thohir untuk melawan korupsi di tubuh BUMN, maka kita tidak memiliki kekuatiran yang berlebihan karena Ahok adalah sosok yang akan berani membongkar segala bentuk bangkai yang masih tersembunyi.
Akan tetapi, Ahok tidak memenuhi syarat Undang-undang Nomor 39 tahun 2008 Pasal 22 huruf F tentang Kementerian Negara yaitu menteri yang terpilih tidak pernah melakukan tindak pidana yang ancaman hukumannya lima tahun atau lebih. Sementara Ahok diancam lima tahun penjara pada kasus penistaan agama.
Oleh karena itu, menurut penulis, belum ada sosok yang tepat untuk menggantikan posisi Erick Thohir di BUMN sehingga presiden perlu memberikan kesempatan kepada Erick Thohir sekali lagi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H