Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Alasan Donald Trump Melakukan Sarkasme kepada Wartawan

26 April 2020   11:29 Diperbarui: 26 April 2020   11:29 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Baru-baru ini media dan netizen heboh dengan usulan Donald Trump untuk menyuntikkan disinfektan ke dalam tubuh pasien Covid-19. Sebelumnya, Perwakilan Divisi Sains dan Teknologi Departemen Keamanan Dalam Negeri, Bill Bryan memaparkan hasil penelitiannya bahwa pemutih dapat membunuh virus corona dalam air liur atau cairan pernapasan hanya dalam lima menit.

"Apakah ada yang bisa kita lakukan untuk seperti itu, dengan menyuntikkan (disinfektan) ke dalam atau membersihkannya?" kata Donald Trump

Usulan Donald Trump dinilai tidak pantas diungkapkan oleh seorang presiden yang notabenenya orang terdidik. Karena pernyataan tersebut tidak mengandung belas kasihan kepada para penderita Coovid-19.

Menanggapi tudingan netizen, Donald Trump kembali mengklarifikasi kepada media bahwa apa yang disampaikan sebelumnya adalah bentuk sarkasme kepada wartawan.

Berdasarkan definisinya, sarkasme adalah salah satu jenis majas atau gaya bahasa yang digunakan oleh seseorang untuk menyindir dan menyinggung orang lain atau sesuatu. Sarkasme identik dengan penghinaan yang mengekspresikan rasa kesal dan marah dengan menggunakan kata-kata kasar.

Akan tetapi, jika kita mengamati dengan baik apa yang diungkapkan oleh Donald Trump sejatinya lebih halus tetapi memiliki makna yang menohok dan sangat pedas bahwa wartawan tidak tahu apa-apa selain melihat apa yang terjadi.

"Saya mengajukan pertanyaan sarkasme kepada wartawan seperti Anda hanya untuk melihat apa yang akan terjadi," kata Donald Trump kepada wartawan di Gedung Putih, Jumat (24/4).

Aprilia Kumala dalam artikelnya berjudul Sarkasme dan Satire: Duo Majas Sindiran yang Beda Level di Mojok.co mengatakan bahwa sarkasme dalam ayam grepek berada di level 25. Benar-benar pedas.

Rupanya pertanyaan sarkasme tersebut diungkapkan oleh Donald Trump atas dasar kejadian sebelumnya. The Washington Post melakukan wawancara dengan tajuk utama: "Direktur CDC memperingatkan gelombang kedua virus corona kemungkinan akan lebih dahsyat".

Kemudian, The Washington Post menulis artikel bahwa gelombang kedua Covid-19 musim dingin ini dikombinasikan dengan musim flu, "sebenarnya akan lebih berat daripada yang baru saja dilalui". Artikel tersebut juga dikutip oleh CNN dan beberapa media lainnya.

Hal ini membuat Donald Trump geram, mengamuk dan membentak wartawan The Washington Post yang salah mengutip pernyataan pakar medis, Robert Redfield  tentang bahaya gelombang kedua Covid-19.

Donald Trump juga menuntut Redfield melakukan klarifikasi kepada media. Dilansir dari kompas.com, Menurut pemberitaan Daily Mail, ini dilakukan Trump untuk memastikan bahwa apakah pernyataan yang disampaikan Redfield dikutip secara akurat The Washington Post atau tidak.

Kemudian Redfield mengatakan bahwa tajuk utama pada cerita The Washington Post adalah "tidak pantas". Teh Washington Post lah yang salah mengutip pernyataan Redfield.

Donald Trump geram dan berkicau sarkasme di akun twitternya bahwa CNN melakukan kesalahan dalam mengutip pernyataan Redfield.

"Direktur CDC benar-benar dikutip salah oleh Fake News @CNN pada COVID 19. Dia akan mengeluarkan pernyataan," tulis Trump di Twitter-nya.

Sarkasme ini benar-benar bermakna ganda. Jika kita melihat arti kata Fake maka kita menemukan banyak arti. Fake dalam kata benda bisa diartikan sebagai gadungan, tiruan, penipuan, penipu,  kelancungan dan pemalsuan. Sedangkan Fake dalam kata kerja berarti memalsukan, menipu, menirukan, mendayakan, mendata, berbuat seakan-akan.

Jadi, sarkasme sebelumnya tentang pertanyaan Donald Trump kepada wartawan bahwa apakah disinfektan bisa disuntikkan kepada pasien hanya untuk menguji kemampuan wartawan bahwa wartawan hanya mampu melihat tetapi tidak mengetahui tentang hal tersebut. Ini ditujukan kepada perbuatan wartawan yang menulis berita seakan-akan melihat kejadian padahal hanya melihat berita yang diterbitkan oleh media yang lain.

Salam!!!

Sumber berita: Satu; Dua; Tiga; Empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun