Baru-baru ini salah satu organisasi PBB, Food and Agriculture Organization (FAO) memperingatkan pandemi Covid-19 yang memaksa beberapa negara melakukan pembatasan penerbangan dapat memicu krisis pangan secara global.Â
Indonesia disebut sebagai salah satu negara yang rentan terhadap krisis tersebut karena mata uang rupiah semakin melemah sementara sebagian besar komoditas berdenominasi dolar AS di pasar internasional.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan pesan khusus kepada Menteri Dalam Negeri Jenderal Polisi (Purn) Muhammad Tito Karnavian untuk mengingatkan para kepala daerah baik gubernur maupun bupati untuk menjaga kestabilan ketersediaan pangan.
Taktik yang perlu dilakukan oleh para kepala daerah adalah taktik yang dapat mencegah kelangkaan bahan makanan pokok dan menjaga harga barang khususnya makanan agar tetap terjangkau. Hal ini dapat menolong masyarakat selama masa bertahan menghadapi Covid-19.
"Perlu saya ingatkan lagi, mungkin ini pak menteri dalam negeri, agar menjaga gubernur, bupati, wali kota, diingatkan untuk menjaga ketersediaan bahan pokok, sehingga kita bisa memastikan tidak terjadi kelangkaan bahan pokok dan harga yang masih terjangkau," kata Jokowi.
Upaya melawan ancaman Covid-19 tidak jauh berbeda dengan pertandingan sepakbola. Pelatih harus mampu manajemen skuat agar dapat bertahan dan mampu membendung segala arus serangan lawan.
Kalau pun kebobolan, tim harus tetap menjaga mental dan bangkit menyerang untuk memenangkan pertandingan atau setidaknya menyamakan kedudukan di papan skor.
Tentunya, untuk memainkan sebuah tim yang solid, Jokowi sebagai pelatih memainkan Tito Karnavian sebagai kapten tim yang mengatur, menenangkan, dan menjadi perpanjangan tangan atau lidah pelatih bagi pemain lainnya.
Pilihan Jokowi sejatinya tepat karena hal tersebut merupakan tugas Tito Karnavian sebagai Mendagri tetapi ditengah ancaman Covid-19 yang memaksa beberapa kepala daerah sedikit membangkang, membutuhkan sosok yang lebih tegas, kuat dan tentunya memiliki jiwa karismatik yang bisa didengar oleh semua kepala daerah.
Luhut Panjaitan sejatinya adalah sosok yang lebih tepat dalam urusan ini. Kiprah Luhut yang tak tergantikan sejak zaman orde baru menunjukkan pengaruh dan otoritas Luhut tak dapat dipandang sebelah mata di negeri ini.
Akan tetapi, Jokowi lebih memilih Tito Karnavian mengingat Luhut sedang dalam pusaran kontroversi "Lord Luhut" dan kebijakan ojek online di Jakarta yang membingungkan.
Menteri Terawan yang membidangi kesehatan pun seakan tak dipercaya oleh Jokowi dalam urusan komunikasi dengan daerah mengingat komunikasi publik yang selama ini dibangun mengecewakan masyarakat.
Kapten memiliki peran vital dalam pertandingan sepakbola. Pengaruhnya sangat besar terhadap performa klub. Misalnya Maldini yang tidak tergantikan di AC Milan, Zanetti yang dirindukan oleh Inter Milan dan Toti yang membuat orang jatuh cinta terhadap AS Roma.
Bermodalkan alasan pengangkatan Tito Karnavian menjadi Mendagri, Tito Karnavian diharapkan bukan hanya menjadi perpanjangan lidah komunikasi dari Jokowi tetapi harus mampu mengatur para kepala daerah dalam upaya bersama menangani pandemi Covid-19.
Lebih dari itu, Menteri Tito diharapkan mampu memberikan motivasi kepada para kepala daerah untuk tetap melancarkan strategi penanganan Covid-19 meskipun angka terinfeksi dan angka kematian tak kunjung henti.
Tito yang sedang bebas dari berbagai pusaran kontroversi juga diharapkan memanfaatkan pengalamannya sebagai Kapolri untuk mengatur dan mengarahkan seluruh pimpinan daerah dalam implementasi program penanganan Covid-19.
Terutama kebijakan anggaran daerah untuk digunakan dalam mengatur persediaan bahan makanan yang sejatinya merupakan modal pertahanan terbaik dan terkuat dalam upaya bersama membasmi Covid-19 di tanah air Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H