Kawin lari mempercepat keinginan anda untuk menikah lebih cepat tetapi sungguh amat berat jika anda berani kawin lari bersama perempuan Suku Dawan (Timor)
Saya mengenal kawin lari saat usia saya baru beranjak delapan tahun. Pada suatu malam, kira-kira pukul 19.00 WITA terdengar suara ayam berkokok sahut menyahut. Kejadian ini cukup aneh bagi kami masyarakat Suku Dawan yang percaya bahwa pukul 23.00 adalah waktu pertama ayam berkokok pada malam hari.
Sontak ibu saya mengatakan bahwa akan ada pasangan pengantin yang kawin lari. Konon, sebagian besar masyarakat Suku Dawan percaya bahwa kawin lari akan ditandai dengan suara ayam berkokok sebelum waktu yang sebenarnya.
Meskipun sebagian masyarakat yang hidup di zaman modern ini tidak percaya dengan mitos ini, apa yang disampaikan oleh ibu saya pada malam hari itu benar. Keesokkan harinya, seorang keluarga saya diculik oleh pengantin laki-laki.
Kawin lari merupakan salah satu alternatif menikahi seorang perempuan Dawan yang dilakukan dengan cara melarikan atau menculik perempuan tanpa izin kepada orang tuanya.
Saya menyebut kawin lari sebagai salah satu alternatif menikahi perempuan Dawan karena dilakukan jika perempuan tidak diizinkan oleh orang tuanya untuk menikah dengan laki-laki yang bersangkutan atau beberapa alasan yang menghambat perempuan menikah lebih cepat.
Syarat kawin lari ini adalah suka sama suka antara laki-laki dan perempuan, tidak peduli orang tua atau keluarga menyetujui tindakan tersebut.
Biasanya, perempuan yang diculik meninggalkan sebuah tanda dengan menyimpan salah satu Panasmat (uang perak) dibawah bantal tempat tidurnya. Tujuannya agar orang tua dan keluarga tahu bahwa anak perempuan mereka diculik oleh laki-laki yang akan bertanggungjawab menikahi anak mereka.
Cara ini disebut sebagai tanda khusus dan unik untuk mencegah kepanikan orang tua tentang kondisi anak gadis mereka. Artinya orang tua dan keluarga tidak perlu mencari keberadaan anak mereka.