Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Covid-19 dan Pentingnya Penelitian Matematika

26 Maret 2020   00:08 Diperbarui: 26 Maret 2020   10:11 4703
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejauh mana anda sebagai orang awam percaya pada penelitian Matematika? Apakah anda tergolong dalam kelompok Menteri Terawan yang menganggap penelitian matematika sebatas hitungan matematis 1+1=2 atau 1-1=0?

Ataukah anda memahami pernyataan Albert Einstein bahwa "sejauh hukum-hukum matematika merujuk kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti; dan sejauh mereka pasti, mereka tidak merujuk kepada kenyataan" yang mana matematika hanya hidup di alam gagasan, bukan di realita atau kenyataan yang tidak harus dipercaya?

Maka saatnya merubah persepektif anda bahwa memang matematika tak merujuk kepada kenyataan tetapi menyampaikan sebuah pesan bahwa gagasan matematika itu ideal dan steril atau terhindar dari pengaruh manusia yang sejatinya lebih baik dipercaya daripada gagasan-gagasan non-matematis.

Memang, gagasan-gagasan non-matematis atau gagasan sosial sangat penting dalam kehidupan tetapi harusnya kita lebih percaya pada idealisme matematika yang terhindar dari pengaruh manusia itu. Namun, pada kenyataannya kebanyakan orang lupa bahwa Matematika punya peran dan kontribusi penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia.

Matematika selalu berkembang dari waktu ke waktu ketika temuan baru matematika berinteraksi dengan penemuan ilmiah baru. Penelitian matematika selalu menyajikan ilmu pengetahuan dan wawasan baru dalam dunia pendidikan dan teknologi.

Isak Newton, Leonard Euler dan tokoh-tokoh matematika lainnya adalah tokoh-tokoh dunia yang membuktikan matematika sebagai ilmu penting dalam kehidupan sehari-hari. Dan kini, matematika masih digunakan di seluruh dunia sebagai alat penting di berbagai bidang termasuk ilmu alam, teknik, kedokteran dan ilmu sosial.

Beberapa teman saya membuat pemodelan matematika penyakit Tuberculosis, HIV dan lain sebagainya sebagai syarat menyelesaikan studi S1. Umumnya, pemodelan terhadap penyakit menggunakan model SIR yang tidak jauh berbeda seperti yang diterapkan pakar matematika UNS untuk penyebaran virus corona di Wuhan.

Ada beberapa yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gisi buruk dan stunting. Ada juga yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dan lain sebagainya menggunakan analisis regresi dan ilmu lainnya dalam matematika.

Selain itu, ada beberapa teman saya yang meneliti tentang budaya antrian di SPBU, Rumah Sakit dan Bank yang memberikan solusi pelayanan yang lebih baik. Dan masih banyak penerapan matematika yang tidak disebutkan satu persatu dalam artikel ini.

Penulis sendiri menyelesaikan studi S1 dengan melakukan pemodelan pembagian air minum oleh PDAM Kota Kupang. Penelitian ini berdasarkan keluhan masyarakat Kota Kupang yang merasa diperlakukan tidak adil dalam pembagian air bersih, dimana di beberapa daerah jarang mendapatkan air minum dibandingkan dengan daerah lainnya.

Penelitian ini bertujuan untuk menolong PDAM Kota Kupang untuk membagikan air secara merata kepada seluruh masyarakat kota Kupang secara adil tanpa ada yang merasa kelebihan maupun kekurangan atau jika kelebihan maupun kekurangan harusnya dialami secara bersama-sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun