Oleh karena itu, sangat masuk akal jika penulis menganalogikan penyebaran SARS-CoV-2 ibarat sistem MLM atau dalam istilah matematika dikenal dengan pohon faktor.
Memang kita semestinya mengakui bahwa penyebaran SARS-CoV-2 sangat cepat dan susah diantisipasi. Tetapi keterlambatan deteksi dini juga memiliki pengaruh tersendiri dalam penyebaran SARS-CoV-2.
Jika kita menengok kembali ke awal mula mewabahnya Covid-19 di Wuhan yang seakan meledak dan menginfeksi puluhan ribu orang maka kita menemukan sebuah kelalaian disana.
Penyebaran virus corona sudah menjangkit ratusan orang baru pemerintah China sadar bahwa ada wabah Covid-19. Penulis sendiri yakin bahwa jika pemerintah China menanggapi pemberitaan dokter Li bahwa ada virus Corona yang sedang menjangkiti beberapa pasien secara positif dengan melakukan tes masal bukan mempermasalahkan pernyataan dokter Li maka dipastikan angka kasus corona di China tak sebanyak yang terhitung saat ini.
Memang saat ini China setidaknya berhasil meredam laju penyebaran SARS-CoV-2 tetapi mereka membutuhkan waktu lebih dari dua bulan untuk menghentikan penyebaran SARS-CoV-2.
Bagi penulis, angka Covid-19 di Indonesia belum bisa mengalami tren menurun karena ada keterlambatan deteksi. Indonesia gencar melawan penyebaran SARS-CoV-2 ketika dua orang, ibu dan anak di Depok dinyatakan positif Covid-19 yang mana ada kemungkinan beberapa orang yang pernah mereka dekati juga terpapar.
Berbeda jika pada saat meluasnya penyebaran SARS-CoV-2 di beberapa negara selain China, Indonesia mulai menetapkan Orang Dalam Pantauan (ODP) yang notabenenya pernah berkunjung ke negara-negara yang sedang melawan wabah Covid-19 atau orang yang sempat berinteraksi dengan orang-orang dari luar negeri (negara yang sedang terjangkit virus).
Keputusan pemerintah Indonesia memborong ratusan trapid test corona semoga dapat mengetahui semua orang yang terpapar SAR-CoV-2 sehingga dengan mudah menghentikan penyebaran virus tersebut dengan cara apapun bahkan lockdown.
Jika tidak, sistem lockdown yang sempat diusulkan dengan evakuasi masal atau mengumpulkan banyak orang di satu tempat bisa menjadi boomerang karena dari semua yang dikumpulkan belum tentu tidak terpapar virus.
Salam!!!
Referensi: Kompas.com