Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah COVID-19 Tak Seganas Flu Burung?

3 Maret 2020   08:21 Diperbarui: 3 Maret 2020   09:13 677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga Thailand menggunakan masker untuk melindungi diri dari resiko terpapar virus Corona| Shutterstock

"Corona tidak seganas H5N1, Flu Burung dan sebagainya ini dengan mortalitas yang rendah 2 persen atau karena tegantung daerah dan negaranya," ujar Terawan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, dilansir liputan6.com, Senin (2/3/2020).

Status COVID-19 di dunia telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dari endemik menjadi pandemik setelah puluhan negara menyatakan bahwa ada sejumlah warga negaranya positif terinfeksi Novel Corona Virus (nCOV).

Data terbaru yang dirilis, terdapat 65 negara di dunia yang terinfeksi Corona termasuk Indonesia dengan kasus dua orang di Depok. Artinya virus tersebut telah menyebar ke hampir sepertiga dari 197 negara di dunia yang terdaftar oleh PBB.

Tentunya, bahaya Corona terus mengintai penduduk dunia. Banyak negara-negara di Eropa juga telah dinyatakan positif Corona seperti Perancis, Italia, Spanyol, Jerman dan lainnya. Hampir tidak ada benua yang bebas dari Corona.

Akan tetapi, penyebaran virus Corona yang begitu cepat tidak membuat Menteri Kesehatan Indonesia, Terawan Agus Putranto takut. Ia mengatakan bahwa virus Corona tak seganas flu burung untuk ditakuti.

"Corona tidak seganas H5N1, Flu Burung dan sebagainya ini dengan mortalitas yang rendah 2 persen atau karena tegantung daerah dan negaranya," ujar Terawan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso, liputan6.com. Senin (2/3/2020).

Oleh karena itu, penulis membedah pernyataan Menteri Terawan untuk pembaca mengetahui apakah benar bahwa Corona tidak seganas H5N1?

Kata ganas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti galak dan suka menyerang sedangkan istilah ganas dalam penyakit berarti mudah menyebar. Sedangkan mortalitas berarti angka rata-rata kematian penduduk suatu wilayah akibat penyakit tertentu.

Mortalitas khusus mengekspresikan pada jumlah satuan kematian per individu per tahun. Misalnya, rata-rata mortalitas sebesar 9.5 berarti pada populasi 100.000 terdapat 950 kematian per tahun. 

Transmisi Flu Burung dan Virus Corona

Flu burung atau avian influenza bukan hanya menyebar di antara unggas tetapi bisa ditularkan dari unggas kepada manusia. Dua jenis virus flu burung yang dapat menular ke manusia dan menyebabkan kematian adalah H5N1 dan H7N9.

Penularan virus flu burung dapat terjadi melalui kontak langsung dengan unggas yang terpapar virus flu burung, baik yang sedang sakit maupun yang sudah mati. cairan dari unggas yang terpapar virus tersebut dengan mudah menyerang seseorang yang sehat.

Penularan juga dipicu oleh udara yang datang dari kotoran dan kandang unggas yang terpapar virus flu burung dana konsumsi daging dan telur yang kurang matang.

Selain itu, penularan virus flu burung dapat terjadi ketika seseorang mandi atau berenang dengan air yang sudah terpapar virus flu burung.

Sedangkan COVID-19 adalah penyakit baru dan masih banyak yang harus dipelajari tentang penyebarannya, tingkat keparahan penyakit yang ditimbulkannya, dan sejauh mana penyebarannya.

Sejauh ini, penyebaran dapat terjadi jika terjadi kontak dekat dan droplets atau percikan seperti percikan air liur pengidap yang batuk dan bersin.

Selain itu, penyebaran dapat terjadi melalui media perantara yang lain misalnya barang yang terkena percikan air liur pengidap virus corona akan mudah menyebar ke orang yang menyentuhnya, jika kemudian ia menyentuh mata, hidung, atau mulutnya.

Data Kasus Flu Burung dan Virus Corona

Hingga tanggal 10 Mei 2019, WHO melaporkan jumlah kasus yang telah diverifikasi dengan hasil laboratorium. Terhitung sebanyak 861 kasus dengan 455 kematian pada manusia di berbagai negara. Khususnya Indonesia, terdapat 200 kasus dengan kematian sebanyak 168.

Penulis menghitung mortalitas menggunakan Case Fatality Rate atau Angka Kefatalan Kasus dimana perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam satu tahun dengan penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama dengan konstanta 1000.

Mortalitas akibat flu burung di seluruh dunia adalah 528 per 1000 penderita atau lebih dari setengah (52,8 persen) penderita terinfeksi virus flu burung meninggal dunia. Sedangkan di Indonesia 84 persen penderita terinfeksi virus flu burung meninggal dunia.

Salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia tergolong negara yang rentan dengan flu burung adalah jumlah pasar dan daging unggas yang cukup banyak terutama di daratan Jawa dan Sulawesi.

Sedangkan data virus Corona yang terakhir dirilis, hingga Senin (2/3/2020) pukul 09.00 WIB, jumlah kasus terinfeksi virus corona COVID-19 mencapai 88.382, dengan jumlah kasus terbanyak di Cina yaitu 79.826 kasus.

Di Korea Selatan terdapat sebanyak 3.736 kasus terinfeksi dengan 20 kasus kematian, Italia terdapat 1.694 kasus dengan 34 kematian sedangkan Iran sebanyak 978 kasus dengan 54 kematian.

Terdapat 12 kematian di Jepang, 2 kematian masing-masing di Hong Kong, Perancis, dan Amerika Serikat. 1 kematian masing-masing dilaporkan di Filipina, Taiwan, Australia, dan Thailand. Jumlah total sementara korban meninggal di seluruh dunia mencapai 2.996 orang hingga Senin, 02/03.

Dengan menggunakan metode penghitungan mortalitas yang sama, penulis memperoleh hasil untuk kasus Korea Selatan adalah sebanyak 5,35 orang yang meninggal dunia per 1000 penderita terinfeksi, Italia sebanyak 20,07 orang yang meninggal per 1000 penderita terinfeksi dan Iran sebanyak 55,21 orang yang meninggal per 1000 orang terinfeksi. Sedangkan untuk keseluruhan, penulis memperoleh hasil sebesar 33,89 orang yang meninggal dunia per 1000 orang terinfeksi.

Jika kita menghitung persentase kematian dari seluruh kasus terinfeksi maka sebanyak 0,53 persen kasus kematian terjadi di Korea Selatan, sebanyak 2,0 persen kasus kematian di Italia dan 5,54 persen kasus kematian di Iran. Sedangkan persentase kematian di seluruh dunia adalah 3,38 persen.

Angak kematian (mortalitas) karena virus novel corona masih kecil dibandingkan flu burung seperti yang disajikan oleh penulis pada beberapa paragraf sebelumnya. Juga, SARS yang mencapai 10 persen dan MERS-CoV mencapai 30 persen.

Disisi lain, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh setelah dinyatakan positif Corona lebih banyak daripada yang meninggal dunia. Oleh karena itu, benar bahwa nCOV tidak seganas virus flu burung dan lain sebagainya.

Lagipula, angka kematian yang berbeda-beda dari setiap negara menunjukkan bahwa ada faktor-faktor khusus yang mempengaruhi penyebaran Virus Corona dan tingkat keparahannya di setiap negara.

Meski mortalitas rendah dan presentasi kesembuhan lebih besar, kita tetap waspada dan melakukan upaya pencegahan terhadap nCOV karena populasinya lebih besar dibandingkan dengan flu burung sehingga angka mortalitas akibat virus Corona lebih kecil daripada flu burung.

nCOV juga tampaknya menyebar dengan mudah dan berkelanjutan di sebuah komunitas di beberapa wilayah geografis yang terkena dampak terutama komunitas atau wilayah yang tidak tahu dari mana mereka terinfeksi.

Artinya, penyebaran virus corona yang begitu cepat merupakan bukti bahwa virus Corona tidak kalah ganas juga. Oleh karena itu, upaya mencegah virus Corona harus dimulai dari diri sendiri sesuai dengan anjuran dokter dan pemerintah (baca disini).

Salam!!!

Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat; Lima; Enam; Tujuh;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun