Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menantang Televisi Jati Diri Bangsa, TVRI

23 Januari 2020   22:42 Diperbarui: 23 Januari 2020   22:51 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TVRI | Istimewa via Asumsi.co

Ribuan keanekaragaman hayati menghiasi setiap pulau. Papua dengan cendrawasihnya, Timor dengan Cendananya, Alor dengan Kenarinya dan masih banyak lagi yang tidak perlu saya sebutkan satu persatu dalam artikel ini.

Dan banyak kearifan lokal dimiliki oleh setiap daerah di Indonesia yang disebut sebagai jati diri bangsa. Misalnya pepatah, tembang, permainan, syair, kata bijak, dan berbagai bentuk lainnya.

Sayangnya, tidak sedikit budaya-budaya kita menuju ambang kepunahan. Misalnya Mapasilaga Tedong -- Toraja, Tabuik - Sumatera Barat, Ritual Tiwah - Kalimantan Tengah, Tradisi Pemakaman Suku Minahasa - Sulawesi Utara, Tradisi Potong Jari - Papua dan beberapa di daerah lainnya. Bahkan, beberapa budaya di Indonesia telah punah.

TVRI disetiap daerah harus ditantang untuk menggali budaya-budaya di setiap daerahnya untuk dijadikan sebagai program televisi nasional agar semua masyarakat Indonesia tahu bahwa di Timor ada Budaya Sunat-Sifon, di Sumatera Barat ada Batombe, ada Gigi Runcing di Kalimantan dan sebagainya. Budaya-budaya di Indonesia harus diketahui oleh semua warga negara tanpa terkecuali.

Bagi saya program-program yang mengekspos kekayaan alam dan budaya di Indonesia merupakan edukasi yang sebenarnya. Memberikan wawasan bahwa Indonesia adalah salah satu negara yang sangat kaya dengan semuanya itu.

Lebih lanjut, mengingatkan kepada generasi muda tentang budaya yang terancam punah untuk tetap merawat dan memeliharanya. Mengingatkan kepada generasi muda untuk melestarikan keanekaragaman hayati yang sudah langka.

Setidaknya kita kembali kepada saran Bapak Pendidikan di Indonesia, Ki Hajar Dewantara bahwa "Pendidikan dan pengajaran di dalam Republik Indonesia harus berdasarkan kebudayaan dan kemasyarakatan bangsa Indonesia, menuju ke arah kebahagiaan batin serta keselamatan hidup lahir".

Oleh karena itu, TVRI jangan sebatas mewacanakan hal tersebut atau hanya digunakan sebagai pembelaan diri tetapi menggali, mengenal jati diri bangsa kemudian memberikan edukasi kepada masyarakat terutama generasi muda untuk mengenal jati diri bangsa Indonesia melalui program-programnya.

Salam!!!

Neno Anderias Salukh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun