Noni dan Puah-Manus dalam Tradisi Suku Dawan (Timor) memiliki makna penting dan masih berlaku hingga saat ini
Simbol Undangan
Noni dan Puah-Manus merupakan simbol penting dalam tradisi undang-mengundang Suku Dawan di Pulau Timor. Noni dalam Uab Meto (bahasa yang digunakan oleh Suku Dawan di Pulau Timor) berarti Uang dan Puah-Manus berarti Sirih-Pinang dalam bahasa yang sama.
Sirih-Pinang identik dengan "kebersamaan" dalam budaya orang Timor makan sirih pinang. Proses mengunyah sirih pinang yang dicampur dengan kapur didalam mulut hingga menghasilkan liur merah. Meskipun bisa dilakukan sendirian, makan sirih pinang seringkali dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mengawali sebuah pertemuan.
Baca:Â Mengenal Mamat, Budaya Orang Timor Makan Sirih Pinang
Lain halnya dengan uang, uang berlaku sebagaimana fungsinya yaitu alat tukar yang bernilai. Akan tetapi, penggunaannya dalam budaya orang Timor, nilai uang tidak menjadi tolok ukur.
Uang dan Sirih Pinang digunakan dalam tradisi undang-mengundang Suku Dawan. Layaknya sebagai sebuah surat undangan tetapi penyampaiannya dilakukan secara lisan yang dilakukan oleh pembawa undangan.
Pada zaman dahulu, uang yang digunakan adalah uang perak. Saat ini, kadang kala uang yang digunakan adalah uang kertas (menggantikan uang perak yang semakin langka). Penggunaan uang tidak memandang nilai uang. Sedangkan sirih pinang minimal satu buah pinang dan satu batang sirih daun atau buah.
Uang dan Sirih Pinang diisi dalam Tiba (Ok Tuke/Oko Tuke) atau Oko Mama. Tiba  atau Ok Tuke terbuat dari Bambu yang dipotong dan dibuat seperti gelas dengan penutupnya, lalu diukir dengan motif yang biasanya digunakan pada kain tenunan.
Ada yang terbuat dari anyaman daun lontar yang telah dikeringkan. Daun lontar dianyam seperti gelas lalu dihias dengan motif dari daun yang sudah diberi warna atau menggunakan muti yang berwarna-warni.
Sedangkan Oko Mama bentuknya seperti kotak yang bisa dibuka dan ditutup. Tutupannya dibuat cekung agar bisa menyimpan sirih pinang atau uang.