Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Memang Benar, Penanganan Banjir Jakarta Tidak Jelas

3 Januari 2020   06:20 Diperbarui: 3 Januari 2020   07:51 2557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase foto gubernur DKI Jakarta anies Baswedan, Presiden Joko Widodo, Menteri PUPR Basuki Hadi Muljono | KOMPAS.com/Dok. Wika Persero/Albertus Adit

Perbedaan pendapat soal banjir Jakarta antara Presiden Jokowi, Gubernur Anis dan Menteri Basuki menjadi tanda tanya tersendiri. Apakah perbedaan pendapat merupakan bukti mandeknya penanganan banjir Jakarta selama ini?

Banjir Jakarta tahun 2020 merupakan banjir terparah sejak 2016. Banjir dengan ketinggian 30 sampai dengan 200 cm ini melanda 7 kecamatan di Jakarta Selatan, 10 kelurahan di Kota Bekasi dan puluhan titik lainnya di Bogor, Tangerang dan lain sebagainya. BNPB mencatat sekitar 103 titik yang terendam banjir akibat curah hujan yang cukup tinggi, berbeda dari biasanya.

Menanggapi hal tersebut, Gubernur Anis Baswedan menghimbau masyarakat untuk tetap waspada dan meminta kepada seluruh jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk membantu mengevakuasi warga sekitar yang terkena banjir.

Selain itu, Gubernur Anis Baswedan menanggapi tuduhan netizen dan publik yang menganggap bahwa dirinya tidak menyelesaikan normalisasi beberapa daerah aliran sungai di Jakarta yang dianggap sebagai penyebab utama banjir Jakarta.

Ia mengatakan bahwa tidak dapat disimpulkan bahwa normalisasi sungai yang belum efektif merupakan penyebab utama banjir Jakarta. Alasannya adalah beberapa daerah yang tidak terletak di sekitar daerah aliran sungai pun terkena banjir.

"Yang terkena banjir itu di berbagai wilayah. Jadi ini bukan sekadar soal yang belum kena normalisasi saja, nyatanya yang sudah ada normalisasi juga terkena banjir," kata Anies.

Disisi lain, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa 17 km dari 33 km kali Ciliwung belum dinormalisasi.

Pernyataan Menteri Basuki sebagai tanggapan kepada pernyataan Gubernur Anis Baswedan yang enggan mengatakan bahwa penyebab banjir Jakarta adalah normalisasi sungai yang belum dilakukan.

"Mohon maaf, Bapak Gubernur, selama penyusuran Kali Ciliwung ternyata sepanjang 33 km itu yang sudah ditangani, dinormalisasi 16 km," kata Basuki seperti dikutip Kompas.com (1/1/2020).

Lain hal dengan pernyataan Jokowi. Ia mengatakan bahwa selain kerusakan ekologi dan ekosistem, penyebab banjir Jakarta adalah ulah manusia seperti pembuangan sampah secara sembarangan.

"Karena ada yang disebabkan kerusakan ekosistem, kerusakan ekologi yang ada. Tapi juga ada yang memang karena kesalahan kita yang membuang sampah di mana-mana. Banyak hal," kata Jokowi di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (2/1).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun