Dalam rapat koordinasi (rakor) dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan tentang budidaya benih lobster, Luhut berharap ada perbaikan peraturan perundang-undangan dan permen agar budidaya benih lobster jangan dilarang.
"Tadi (mengenai) lobster gini, itu ada tadi kita harmonisasikan peraturan perundang-undangan dengan Kepmen. Jadi jangan pelarangan untuk pembudidayaan. Jadi pembudidayaan itu jangan dilarang," kata Luhut di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (2/4/2019).
Akan tetapi, tidak ada perubahan yang dilakukan oleh Menteri Susi setelah rapat koordinasi tersebut. Ada indikasi keras kepala dari Susi dengan tidak mendengarkan saran Luhut Panjaitan yang mengkoordinir bidang kemaritiman.
Karena itu, berhentinya Susi Pudjiastuti dari Menteri Kelautan dan Perikanan tidak terlepas dari perbedaan pendapat antara dirinya dengan Luhut Panjaitan.
Adalah hal yang masuk akal bahwa Luhut merupakan aktor dibalik berakhirnya kejayaan perempuan yang dijuluki Raja Laut Indonesia ini.
Luhut adalah sosok penting dalam masa pemerintahan Jokowi. Ia sebagai politisi senior Partai Golkar yang mana sebagai partai koalisi Jokowi. Selain itu, menurut Eks menteri BUMN, Dahlan Iskan, Luhut bisa jadi tameng dari tekanan berbagai pihak, baik perorangan, politisi maupun parlemen.
"Memang Luhut Panjaitan masih terlihat dominan. Jabatan lamanya tetap: Menko Kemaritiman. Membawahi ESDM dan kelautan. Bahkan ditambah bidang investasi. Tapi --dari kacamata presiden-- itu pilihan yang tepat. Luhut bisa jadi bumper untuk berbagai tekanan. Dari perorangan maupun politisi. Termasuk dari parlemen,"Â kata Dahlan seperti dikutip detikcom dari laman pribadinya disway.id, Kamis (24/10/2019).
Oleh karena itu, bukan tidak mungkin Jokowi tidak mendengarkan sarannya dalam pembentukan kabinet baru. Lagipula, Jokowi ingin tim yang solid dalam masa pemerintahannya yang kedua untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terbaik di dunia.
Salam!!!
Referensi:Â Satu;Â Dua;Â Tiga;Â Empat;Â Lima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H