Sampah plastik di Indonesia menjadi masalah serius yang harus ditangani dengan serius pula, mengapa?
Tak disangka, Nexus3, Arnika, Ecoton, dan IPEN menulis sebuah mini report dengan judul "Sampah Plastik Meracuni Rantai Makanan Indonesia". Karena itu, sejumlah media internasional seperti New York Times, BBC, dan The Guardian menyoroti publikasi laporan tersebut.
IPEN dan jaringan-jaringan organisasinya yang bergerak menangani isu-isu yang terkait chemical and waste secara global dan lokal menulis report mini tersebut karena proses pembuatan tahu yang menggunakan limbah plastik impor sebagai bahan bakar dan temuan kontaminasi dioksin pada telur ayam sebagai dampak sampah plastik.
Apa itu Dioksin?
Dioksin merupakan istilah umum untuk senyawa-senyawa seperti atom karbon, oksigen, hidrogen, klorin dan lain sebagainya. World Health Organization (WHO) memberitakan bahwa sekitar 419 jenis senyawa yang terkait dengan dioksin telah diidentifikasi dan ditemukan sekitar 30 senyawa memiliki toksisitas yang signifikan dan dapat menyebabkan penyakit. Umumnya, senyawa Dioksin yang paling beracun adalah 2, 3, 7, 8-tetrachlorodibenzo-p-dioxin atau yang disebut sebagai TCDD.
Awalnya, Dioksin dapat dihasilkan dari sebuah proses alami seperti kebakaran hutan dan aktivitas gunung berapi. Namun, saat ini dioksin merupakan produk sampingan dari proses industri seperti pembakaran limbah plastik dan lain sebagainya.
Dioksin dapat mencemari lingkungan termasuk mengancam kesehatan manusia. Dilansir dari The Aspen Institut, usia dioksin tergantung pada lokasinya. Dalam tubuh manusia umur dioksin berkisar dari 11-15 tahun, bahkan disebut bisa mencapai 20 tahun. Dioksin terkontaminasi dengan udara dan orang-orang menghirup partikel-partikelnya.
Di lingkungan, waktunya bervariasi tergantung pada jenis tanah dan kedalaman penetrasi. Matahari akan memecah dioksin, sehingga pada permukaan daun dan tanah akan berlangsung 1-3 tahun, tergantung pada kondisinya.Â
Masalah yang lebih besar adalah partikel-partikel itu menetap di tanah penggembalaan tempat ternak memakan rumput seperti sapi dan ayam sehingga dioksin terkonsentrasi pada lemak dalam daging, susu termasuk telur ternak tersebut. Umumnya semua ternak terancam terkena dioksin jika pakan yang diberikan sudah terkontaminasi dengan dioksin.
Sedangkan dioksin yang terkubur di bawah permukaan atau jauh di dalam sedimen sungai dan badan air, memiliki usia lebih dari 100 tahun. Dioksin yang mengendap di air dengan mudah ikan dan kerang-kerangan menelan partikel sedimen kecil dari dioksin. Kemudian menumpuk di lemak atau organ mereka.
Nah, kita yang biasanya mengkonsumsi daging, susu dan telur serta beberapa sayur mayur yang telah terkontaminasi dengan dioksin sangatlah berbahaya apalagi orang yang tinggal di dekat sumber pelepasan dioksin berisiko lebih besar karena mereka terpapar pada tingkat yang lebih tinggi.Â