Oleh karena itu, Erick Thohir diperhadapkan dengan persoalan yang cukup berat. Bagaimana bisa menciptakan BUMN yang bersih dari korupsi? Tentunya ini yang dipikirkan secara serius oleh pemilik Mahaka Group ini.
Salah satunya adalah benar-benar menyeleksi para calon direktur BUMN sehingga mereka yang terpilih adalah mereka yang bukan hanya mampu memanajemen BUMN tetapi bekerja jujur dan bersih agar tidak merugikan negara.
Lubang kelemahan BUMN di Indonesia adalah direktur yang tidak bekerja bersih dan jujur.Â
Lubang itulah yang harus ditutup oleh Erick Thohir sehingga keputusan memanggil Ahok untuk mendominasi bursa pencalonan direktur BUMN di Indonesia merupakan salah satu keputusan penting dan tepat yang diambil oleh Erick Thohir.
Oleh karena itu, BUMN manakah yang cocok ditangani oleh Ahok? Ada yang berharap ia menjadi direktur BPJS, Pertamina dan sebagainya.
Ahok sudah membangun bisnis sejak ia masih muda atau pasca tamat dari Geologi Universitas Trisakti. Pada tahun 1989, ia mendirikan CV. Panda yang fokus pada kontraktor timah. Tiga tahun kemudian ia mendirikan PT. Nurindra Eka Persada.
Pengalaman menjadi direktur di beberapa perusahaannya menjadi bukti agar publik tidak meragukan Ahok jika pada akhirnya terpilih mengelola salah satu BUMN di Indonesia.Â
Lagi pula, Ahok juga pernah menjadi Bupati, DPR dan Gubernur, akan menjadi pengalaman fantastis untuk menginjakan kaki ke BUMN.
Meski demikian, pengalaman yang paling penting publik butuhkan dari Ahok adalah kemampuan dan keberaniannya melawan, mendobrak dan meluruskan jalan serta meratakan tanah bergelombang selama ia menjabat sebagai pejabat publik.
Setidaknya para koruptor gentar dengan gebrakan pria kelahiran Belitung Timur ini. Ahok memang tidak neko-neko dengan masalah keuangan. Untuk rakyat biarlah untuk rakyat.
Oleh karena itu, bagi saya, Ahok sangat tepat untuk direktur PLN yang sudah identik dengan kasus korupsi oleh direktur. PLN sepertinya dikutuk oleh Tuhan sehingga kasus penyalahgunaan anggaran tidak pernah usai.