Jika Pulau Flores punya musik gembira yang merupakan pengiring tarian Ja'i sebagai ungkapan rasa syukur dan kegembiraan orang Flores maka Pulau Timor pun tidak kalah dengan musik tradisionalnya.
Timor Timur dengan Dansa Portunya, sebagian Timor Barat dengan Tebe dan Bonetnya. Secara khusus di Timor Tengah Selatan (TTS), Musik Pop Timor yang selalu menjadi musik pengiring tarian bonet dipopulerkan oleh Situs Ottu.
Situs Ottu merupakan salah satu legendaris musisi di TTS. Pria berdarah Amanatun ini berkarya sebagai musisi sejak era 90-an. Di zamannya, tidak ada satupun yang menggeser popularitas Sius Ottu hingga tahun 2000-an.
Di seluruh pelosok TTS, nama Sius Ottu menjadi topik hangat yang selalu diperbincangkan setiap hari. Pada waktu itu, lagu-lagunya yang direkam dengan kaset pita menguasai pasar musik di TTS.
Karena itu, mustahil jika penikmat musik di TTS tidak mengetahui lagu-lagu pensiunan PNS Pemda TTS ini.
Misalnya, lagu bonet yang dinyanyikan bersama dengan Vonny Neparasi menjadi musik pembuka dalam tradisi pesta nikah orang Timor untuk menggantikan musik polones yang menguasai acara pernikahan modern.
Musik yang mengiringi syair bonet ini memiliki tempo yang cukup lambat untuk dinikmati. Ibarat dansa dua-satu versi Timor dengan pelukan hangat seorang kekasih. Hehehe.
Namun, bonet dilakukan oleh beberapa orang dengan cara menggandeng tangan orang dibagian kiri-kanan dan membentuk lingkaran. Gerakan dilakukan dengan bergerak ke arah kanan hingga musik selesai.
Sebelum lanjut dengan Sius Ottu, mari kita bonet bersama.
Kuan Soe Lekones pun menjadi lagu favorit orang TTS karena memiliki makna yang cukup dalam. Pujian kepada Kota Soe (Ibu Kota TTS) yang dilantungkan melalui lagu Kuan Soe Lekones memikat hati orang Timor TTS untuk terus mencintai kampung halamannya.
Meski Soe yang memiliki status sebagai ibukota kabupaten, dalam lagu Kuan Soe Lekones yang dinyanyikan oleh Sius Ottu bersama Vonny Neparasi lebih memilih menyebut Kota Soe sebagai Kuan Soe yang berarti Kampung Soe.
Pemilihan kata kampung terasa dekat dan lebih pada cinta karena kampung selalu identik dengan asal-usul yang kelak akan memanggil anda kembali. Lagipula, kampung menyimpan banyak kenangan dalam memori yang mustahil diterkam virus.
Kuan Soe Lekones dengan nada yang berbeda tetapi masih memiliki unsur musik bonet didalamnya. Meski dalam video clip lagu ini menampilkan tarian Maekat yang juga merupakan tarian daerah TTS, secara tidak sengaja, Sius Ottu memberitahu bahwa musik pop TTS serba bisa untuk setiap tarian daerah yaitu Bonet dan Tarian Maekat.
Menarik, Sius Ottu selalu membongkar sejarah dan budaya TTS di setiap lagu-lagunya. Seperti lagu Kolbano. Lagu Kolbano ini menceritakan tentang letak geografis Kolbano yang sangat strategis di Kabupaten TTS. Menurut catatan sejarah, Kolbano yang letaknya ditepi pantai menjadi pelabuhan Penjajah yang datang merampas Cendana Timor.
Dalam lagu tersebut, Sius Ottu pun mengenang perjuangan Tiga Putra Kolbano yang berani mengangkat senjata ala kadarnya untuk melawan penjajah. Esa Taneo, Boy Kapitan dan Pehe Neolaka adalah orang-orangnya.
Penyanyi kelahiran Oinlasi, Amanatun Selatan, Kabupaten TTS ini memiliki tarikan suara yang cukup unik. Falsetnya selalu mengerutkan keningnya.
Karena itu, orang TTS menyebutnya sebagai penyanyi "Ma Fiun Kalai" dan "Maput Ai Fla" yang memiliki makna penyanyi dengan kehebatan yang tak tertandingi.
Benar demikian, sampai dengan saat ini tidak ada penyanyi asal Timor Tengah Selatan yang menggeser karya-karya emas Sius Ottu.
Melalui lagunya Kua Tuaf, Sius Ottu menceritakan pujian masyarakat Timor Tengah Selatan bahwa "Tiup ana na ko Oinlasi, kaul hom sit lo ma fiun kalai".
Meski demikian, Seiring berjalannya waktu, Sius Ottu yang terus menua, musik pop Timor pun mengikuti jejaknya. Musik pop Timor terancam punah karena belum ada The Next Sius Ottu.
Salam!!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H