Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Cara Suku Dawan (Timor) Mengetahui Waktu Terjadinya Hujan

8 November 2019   12:20 Diperbarui: 22 Januari 2020   12:47 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bulan, Merkurius dan Venus yang tampak segaris | Langit Selatan.com

Ada sejenis burung yang hanya bisa didengar suaranya pada malam hari merupakan salah satu alarm untuk para petani. Jujur, saya tidak tahu nama burung ini dalam bahasa Indonesia tetapi orang Amanuban menyebutnya sebagai Kol Ton. Disebut sebagai Kol Ton karena burung ini hanya muncul sekali dalam setahun. (Kol dari kata Kolo yang berarti Burung dan Ton yang berarti Tahun).

Awalnya burung ini hanya terbang di ketinggian pada malam hari dengan suara krak...krak...krak. Menurut cerita ibu saya, suara burung tersebut adalah alarm kepada para petani untuk segera menyiapkan lahan karena musim hujan sudah dekat.

Kemudian menjelang musim hujan tiba, burung tersebut akan terbang dengan ketinggian yang lebih dekat dengan bumi. Suaranya pun berubah. Orang Timor percaya bahwa suara burung tersebut berbicara seperti manusia dengan berkata Oe ... Oe yang berarti Air ... Air. Tanda bahwa sebentar lagi akan hujan.

Setelah teriakan Oe ... Oe dari burung tersebut, ada salah satu jenis burung lagi yang suaranya akan dikeluarkan jika besoknya akan hujan. Burung tersebut dikenal oleh orang Amanuban sebagai Burung Petekloe. Lagi, menurut cerita para orang tua, burung tersebut berteriak dengan berkata Petekloe yang berarti basah. Ibu saya menegaskan bahwa dengan adanya suara burung Petekloe, tidak membutuhkan waktu hingga 24 jam untuk hujan.

Rasi Bintang

Jika tidak terjadi hujan pada bulan Oktober maka  bintang menjadi tanda kapan terjadinya hujan. Menurut cerita ibu saya, ada dua rasi bintang yang dijadikan sebagai tanda.

Pertama, Rasi Bintang Feto Mnuke. Saya tidak tahu Rasi Bintang apa yang dimaksud tetapi Rasi Bintang ini terdiri dari dua bintang kecil yang jaraknya kadang berdekatan dan kadang berjauhan. Jika posisi kedua bintang ini tidak terlihat lagi pada malam hari maka saatnya hujan tiba.

Kedua, Rasi Bintang Feto Mnasi. Sama halnya dengan rasi bintang pertama, saya tidak tahu apa yang dimaksud tetapi Rasi Bintang ini hampir sama dengan Feto Mnuke tetapi jaraknya tidak pernah berubah sampai tidak terlihat pada malam hari. Feto Mnasi menjadi tanda terakhir menyusul Feto Mnuke jika setelah Feto Mnuke tidak ada tanda-tanda hujan.

Menurut cerita para orang tua, setelah Feto Mnasi terbenam atau tidak terlihat lagi pada malam hari, maka musim hujan telah tiba. Menariknya, di waktu tersebut kemungkinan tidak terjadinya hujan tidak ada.

Karena saya penasaran dengan ilmu Rasi Bintang yang digunakan oleh nenek moyang kami, saya mencoba mencocokkan dengan ilmu perbintangan.

Saya menduga, Feto Mnuke adalah planet Jupiter dan Saturnus sedangkan Feto Mnasi adalah Merkurius dan Venus (perbaiki jika saya salah).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun