Batang pisang dimanfaatkan untuk menghentikan aliran darah yang mengalir akibat benda tajam. Batangnya diambil secukupnya lalu dihancurkan dengan cara dikunyah atau dengan cara yang lain (diekstrak).Â
Proses ini akan menghasilkan getah berbuih yang diteteskan pada luka sekaligus untuk membersihkan darah. Setelah itu, batangnya yang menjadi ampas digunakan untuk membalut luka hingga tidak mengeluarkan darah lagi.
Rupanya tradisi pengobatan seperti ini sudah dilakukan oleh nenek moyang kami sejak dulu. Sampai saat ini tidak ada alasan ilmiah dari nenek moyang kami terkait dengan alasan penggunaannya.
Saya mencoba mencari tahu alasan penggunaannya dari para tetua kampung, tapi alasan yang paling banyak diberikan adalah getah batang pisang terasa pedis ketika diteteskan pada luka. Menurut mereka, jika luka ditetesi sesuatu yang pedis, maka proses penyembuhan akan lebih cepat.
Akan tetapi, saya mencoba Googling untuk mencari tahu kandungan yang terdapat didalam batang pisang.
Menurut beberapa sumber, salah satu senyawa yang terkandung batang pohon pisang adalah zat saponin yang dapat menyembuhkan luka lebih cepat. Sebab pembuluh darah lebih aktif menutup luka.
Dalam jurnal AKTIFITAS GETAH BATANG POHON PISANG DALAM PROSES PERSEMBUHAN LUKA DAN EFEK KOSMETIKNYA PADA HEWAN, Bambang Pontjo Priosoeryanto dkk mengatakan bahwa ekstrak batang pohon pisang mengandung saponin dalam jumlah yang cukup banyak.
Karena itu, ekstrak batang pohon pisang dengan dosis C (dosis dalam penelitian) tampaknya memberikan sebuah harapan untuk dapat digunakan sebagai salah satu obat persembuhan luka.
Pepaya adalah salah satu tanaman yang sangat gampang budidayanya. Ia hanya membutuhkan tanah yang lembab untuk hidup. Tak perlu peletakan benih dan anakan pepaya yang tepat.
Biji pepaya yang dihambur sembarangan pun akan tumbuh dengan baik jika terjatuh pada tanah. Karena itu, pepaya di kampung saya tumbuh secara liar dimana saja. Mudah diperoleh.