Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

"Susi Pudjiastuti", Tantangan Berat Edhy Prabowo

23 Oktober 2019   13:12 Diperbarui: 23 Oktober 2019   13:39 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politisi Gerindra yang merencanakan posisi Kementerian Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo | KOMPAS.com/KRISTIAN ERDIANTO

Berakhir sudah wacana kabinet Jokowi. Pasalnya sebanyak 38 menteri dan pejabat setingkat menteri secara resmi telah diumumkan oleh Jokowi kepada publik. Namun, ada sesuatu yang terjadi di luar dugaan semua orang. Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti tidak lagi berada di kabinet.

Terdepaknya Menteri Susi seakan menjadi duka bagi ribuan masyarakat tanah air. Saya tidak tahu berapa banyak yang mengagumi perempuan berusia 54 tahun ini tapi bukan rahasia lagi jika banyak masyarakat Indonesia sangat mengaguminya.

Saya tahu Menteri Susi dikagumi bukan karena kaya, memiliki puluhan pesawat terbang atau karena bermodalkan izasah SMP ia mampu menjelma sebagai salah satu wanita sukses di Indonesia bahkan menjabat menteri.

Tetapi Menteri Susi dikagumi karena konsistensi dan keberaniannya melindungi laut Indonesia yang diobrak-abrik oleh para pencuri ikan selama puluhan tahun. Laut Indonesia yang sebelumnya dikuasai kapal gelap harus rela ditenggelamkan bahkan banyak yang takut untuk masuk ke perairan Indonesia.

Saya teringat dengan kalimat salah satu comedian, saya lupa namanya siapa. Kalimatnya seperti ini "Bermodalkan izasah SMP, ratusan kapal pencuri ikan berangkat dari Indonesia, saya tidak membayangkan jika Menteri Susi berizasah S2, mungkin kapal-kapal pencuri baru mendekati laut Indonesia sudah meledak".

Kalimat yang dibungkus dengan comedi ini secara tidak langsung mengatakan bahwa Menteri Susi punya kemampuan yang luar biasa untuk melindungi laut Indonesia. Mungkin saja kata-kata ini menyinggung beberapa pejabat dengan pendidikan tinggi tapi tak mampu membuat terobosan dengan penuh seperti ibu Susi.

Ibu Susi sangat berani. Ia, kecaman yang terus-menerus datang dari berbagai negara, bahkan didalam kabinet itu sendiri tidak pernah merubah konsistensi dan keberaniannya melindungi laut Indonesia.

Kini Indonesia harus menerima kenyataan. Ia tidak lagi menjadi menteri dan digantikan oleh Edhy Prabowo yang merupakan wakil dari Gerindra.

Edhy Prabowo memang selama ini digadang-gadang akan menjadi wakil dari Gerindra di kabinet Jokowi-Maaruf jika Jokowi memutuskan untuk merangkul Prabowo.

Menjelang pelantikan presiden, Gerindra dipastikan akan mendapat dua jabatan dalam kabinet. Saya tidak tahu percakapan seperti apa yang dibangun oleh Prabowo dan Jokowi sehingga Edhy Prabowo yang mendampingi Prabowo Subianto mewakili Gerindra di kabinet.

Namun kehadiran Edhy Prabowo yang berlatar belakang Ketua Komisi IV DPR RI peridoe 2014 - 2019 membawa sebuah dilema bagi Jokowi. Pasalnya, Komisi IV DPR RI yang membidangi pertanian, perkebunan, kehutanan, kelautan, perikanan dan pangan yang bisa dijadikan sebagai alasan untuk Edhy ditempatkan di Menteri Kelautan dan Perikanan.

Tetapi sebenarnya Edhy Prabowo juga bisa menempati menteri pertanian tetapi Jokowi lebih memilih menggantikan Susi Pudjiastuti daripada harus mengorbankan Syahrul Yasin Limpo dari menteri pertanian.

Tentunya ini adalah keputusan Jokowi yang sangat berani. Membuang pribadi yang berprestasi dan memilih Edhy Prabowo. Bukan berarti Edhy Prabowo tidak mampu tetapi tindakan nyata yang bisa dilihat saat ini saya pikir ibu Susi jauh lebih baik.

Oleh karena itu, Edhy Prabowo memiliki tugas yang sangat berat karena Susi Pudjiastuti sudah membuat standar yang cukup tinggi dalam penanganan kelautan dan perikanan di Indonesia. Indonesia terlanjur memiliki idola laut sehingga untuk menggantikan sang idola tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Edhy Prabowo harus lebih dari Susi Pudjiastuti. Minimal memiliki keberanian dan konsistensi seperti Susi Pudjiastuti atau melanjutkan program-program yang memiliki dampak besar bagi perikanan di Indonesia dan melakukan inovasi-inovasi lainnya.

Edhy Prabowo harus memiliki pendirian yang kuat untuk menangkis peluru serangan dari segala penjuru. Kecaman, intervensi dan kritik dari berbagai pihak harus dihadapi dengan keberanian.

Apakah Edhy Prabowo mampu melampaui standar kinerja Susi Pudjiastuti? Mari kita menyimak!!

Salam!!!

Neno Anderias Salukh

Referensi: Kompas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun