Saya sepakat dengan janji TNI yang akan mengevaluasi Standard Operasional Prosedur (SOP) pengamanan bagi Kepala Negara dan pejabat negara lainnya seperti menteri dan sebagainya.
"Pada tataran lapangan, mungkin ada perubahan-perubahan (SOP pengamanan) ya Perubahan-perubahan itu sebaiknya ada, seharusnya ada. Karena itu bagian dari dampak perubahan lingkungan strategis. Perubahan itu nyata, berarti kita harus alert,"Â ujar Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Sisriadi ketika dihubungi Kompas.com, Kamis petang.
Oleh karena itu, evaluasi ini akan berdampak pada kebiasaan beberapa pejabat negara yang sering bersalaman dengan rakyat termasuk Pada Jokowi.
Jokowi yang dikenal ramah, sering bersalaman dengan rakyat dan foto bersama menjadi problem yang harus diperhatikan. Tidak salah jika seorang presiden menyalami rakyatnya tetapi kondisi saat ini tidak mengizinkan Presiden Jokowi melakukan kebiasaannya. Tentunya, ada proses pengawalan yang lebih ketat dan adanya batasan-batasan dalam melakukan hal tersebut.
Tindakan nekad kaum radikalis yang menyerang pejabat negara menjadi problem jika kebiasaan Jokowi terus dilakukan. Tidak dapat dipungkiri jika ditengah kerumunan banyak orang, terdapat oknum yang memiliki rencana lain untuk menyakiti Jokowi.
Memang pembatasan terhadap kebiasaan Jokowi menyalami rakyat dan peningkatan terhadap pengamanan terhadap pejabat negara berakibat pada renggangnya para simpatisan dengan presiden tetapi keamanan presiden jauh lebih penting dari hal tersebut.
Diharapkan kepada kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini dan membongkar akar-akar radikalisme dan terorisme di Indonesia sehingga tidak menggangu keamanan negara.
Salam!!!