Kaum Radikalisme bukan baru saja menjadi pelaku kekerasan, berbagai rentetan peristiwa mematikan telah diciptakan oleh mereka. Kini Wiranto ditusuk, apa yang seharusnya dilakukan? Dibiarkan?
Wiranto menderita dua luka tusukan di perutnya setelah diserang oleh sepasang suami istri yang diduga terpapar radikalisme ISIS yang jaringan JAD Cirebon atau JAD lain di Sumatera.
"Diduga pelaku terpapar radikalisme, nanti kita coba dalami apakah SA masih punya jaringan JAD Cirebon atau JAD lain di Sumatera,"Â Dedi dalam jumpa pers di Mabes Polri Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Jika benar demikian, maka kejadian ini bukan pertama kali dilakukan oleh para kaum radikalisme. Kaum radikalisme dengan semangat juang yang tinggi berusaha mencapai tujuan dan visi kaum mereka.
Bahkan, dengan kekerasan dan tidak mempedulikan Hak Asasi Manusia mereka melakukannya demi apa yang mereka cita-citakan.
Radikalisme yang berkembang di Indonesia telah memakan banyak korban jiwa. Kasus bom Bali, beberapa gereja di Surabaya yang terjadi tahun lalu dan masih banyak kasus bom bunuh diri yang diciptakan oleh kaum radikalisme dan terorisme di Indonesia.
Kehadiran radikalisme di Indonesia pun membawa ketidakharmonisan umat beragama Radikalisme yang mengatasnamakan agama Islam merusak citra Islam di Indonesia.Â
Bukan hanya itu, radikalisme yang mengatasnamakan agama cepat menyebar kebanyakan orang yang tidak memiliki paham akan keberagaman di Indonesia. Seperti racun yang merusak otak generasi bangsa sehingga dengan cepat terpapar radikalisme.Â
Rasa nasionalisme dengan sendirinya hilang dalam hati dan sanubari anak bangsa. Akibatnya kasih sayang semakin langka dan kehidupan bertoleransi di Indonesia semakin punah.
Radikalisme benar-benar tak memiliki faedah bagi bangsa Indonesia, selain beberapa hal tersebut di atas, radikalisme merusak banyak bangunan, gedung-gedung ibadah, gedung-gedung keamanan dan sebagainya.
Akibatnya terjadi kerugian ekonomi pada pihak yang menjadi korban baik perseorangan, instansi swasta dan pemerintah.