Oleh karena itu, saya memutuskan untuk melayani mereka yang datang setiap hari. Rencananya setelah kehadiran mereka konsisten dan jumlah mereka pasti maka saya akan membagi kelas untuk dilayani pada hari-hari tertentu saja.
Namun saya dipaksa untuk menerima kenyataan bimbel yang tidak efektif. Akan menjadi hal yang sulit bagi saya seorang diri untuk mengajar tiga kelas secara bersamaan.
Saya mencoba dengan memberikan latihan kepada salah satu kelas, lalu tugas membaca kepada kelas lainnya dan saya mengajar pengenalan huruf kepada kelas usia dini.
Namun yang terjadi adalah mereka tidak terkontrol dengan baik sehingga anak-anak yang lain mengganggu anak-anak yang serius belajar. Akibatnya gaduh secara keseluruhan.
Beberapa menit kemudian munculah tiga orang dari empat murid istimewa saya. Saya meminta mereka membantu saya mengajar. Usia SMP dengan kemampuan seperti mereka, saya tidak ragu untuk meminta mereka membantu mengajar.
Selain alasan kelas terkontrol dengan baik, bagi saya belajar paling baik adalah mengajar. Meski baru awal, saya berusaha untuk terus melatih mereka untuk bisa mengajarkan hal-hal yang sederhana seperti operasi hitung bilangan bulat dan membaca.
Selain itu, mereka yang saya yakini sebagai pemimpin di desa ini diharapkan bisa belajar menjadi orang yang mencintai kampung halamannya dengan membagikan ilmu kepada adik-adiknya.
Mereka belajar untuk berbagi agar kelak mereka kembali, ilmu pengetahuan yang mereka dapatkan bukan hanya untuk diri mereka sendiri tetapi berguna bagi banyak orang.
Akan tetapi, yang menjadi tantangan adalah hal tersebut merupakan hal baru bagi anak-anak di desa ini. Anak-anak yang melihat mereka bertiga mengajar, mereka merasa lucu dan menertawakan mereka bahkan mereka sendiri merasa lucu dan saling menertawakan.
Oleh karena itu, tugas saya semakin bertambah. Mengajar mereka cara mengajar, memberikan pemahaman bahwa tidak salah jika seorang kakak yang sudah lebih tahu mengajar mereka yang belum tahu dan terus mengontrol kelas yang diajarkan oleh empat murid tersebut.
Demikianlah secuil cerita saya di Desa Mauleum. Terima kasih.
Salam!!!
Mauleum, Kecamatan Amanuban Timur, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT
11 September 2019
Neno Anderias Salukh