Saya penggemar Jokowi tetapi soal Papua saya harus mengkritiknya. Inilah 3 pernyataan Jokowi yang saya persoalkan.
Dugaan tindakan rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Jawa Timur menuai konflik dan demonstrasi besar-besaran dari warga Papua yang tersebar di seluruh Indonesia. Terlebih di tanah Papua, demonstrasi berujung pada korban jiwa dan kerusakan fasilitas negara.
Kasus tersebut sepertinya sudah susah untuk ditangani. Pasalnya, sejak peristiwa ini terjadi, belum ada titik terang siapa yang menjadi pelaku utama tindakan rasisme tersebut.Â
Meski Tri Susanti sudah ditetapkan sebagai tersangka ujaran kebencian hingga berita bohong tetapi diduga ujaran rasisme yang dilakukan berjumlah lebih dari satu orang. Oleh karena itu, masih menjadi PR bagi kepolisian untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
Tidak selesai-selesainya kasus yang terjadi pada 16 dan 17 Agustus 2019 nampaknya terus membuat emosi masyarakat Papua terus melakukan demonstrasi.Â
Demonstrasi dilakukan di Jayapura pada Kamis (29/8/2019) Â berakhir rusuh. Dilansir dari kompas.com, Massa pendemo diketahui membakar kantor Majelis Rakyat Papua, membakar kantor Telkom, Kantor Pos dan sebuah SPBU yang berjajar di samping kantor BTN di Jalan Koti, Jayapura serta kantor lainnya.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Jokowi memberikan empat instruksi. Pertama, Jokowi meminta kepada kepolisian untuk segera turun tangan dan menindak tegas pelaku anarkisme dan juga pelaku rasialis ke Mahasiswa Papua.
"Tadi malam saya perintahkan ke Menkolpulhukam bersama Kapolri, Kepala BIN, dan Panglima TNI, untuk mengambil tindakan tegas terhadap siapapun yang melanggar hukum dan pelaku tindakan anarkis serta rasialis,"Â kata Jokowi di Purworejo, sebagaimana disiarkan langsung akun YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (29/8/2019) malam.
Rupanya, permintaan tersebut bukan baru pertama kali dilakukan oleh Jokowi sejak kasus tersebut terjadi. Presiden meminta Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menindaklanjuti kasus tersebut karena diduga ujaran rasialis pun dilakukan oleh beberapa aparat keamanan.
"Presiden kemarin juga sudah menyampaikan kepada Panglima, kalau memang ada aparatnya yang nyata-nyata melakukan hal seperti itu (rasis), tindak, enggak ada alasan,"Â kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (22/8/2019).
Menurut penulis, berapa pun yang ditetapkan sebagai tersangka tidak akan membuat amarah masyarakat Papua reda jika salah satu tidak berasal dari aparat keamanan yang diduga ikut terlibat. Yang dilakukan oleh masyarakat Papua tidak serta merta dikatakan sebagai suatu tindakan yang bobrok karena mereka memang sedang merasa kecewa dan sakit hati.