Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Inilah yang Membuat Lagu "Gemu Fa Mi Re" Menjajal Dunia

26 Agustus 2019   17:15 Diperbarui: 26 Agustus 2019   17:46 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Meski lahir di kawasan hutan tepat pinggiran Kota Maumere, lagu Gemu Fa Mi Re menjajal dunia.

Putar ke kiri e...
nona manis putarlah ke kiri
ke kiri ke kiri ke kiri dan
ke kiri ke kiri ke kiri ke kiri manis a...

Sekarang kanan e.
nona manis putarlah ke kanan ke kanan ke kanan ke kanan dan ke kanan ke kanan ke kanan ke kanan manis ee...


Pernahkah anda mendengar lagu Gemu Fa Mi Re? Ataukah anda pernah bergoyang bersama dengan iringan musik lagu tersebut? Ataukah mungkin anda pernah menyanyikannya sendirian meski hanya nada la la la dan seterusnya?

Pertanyaan di atas jika dikembalikan pada saya maka saya harus mengakui bahwa semua jawabannya adalah pernah. Ketika lagu tersebut pertama kali dirilis, saya terus menyanyikan lagu tersebut walau hanya la la la la karena menggunakan bahasa Maumere dan lirik yang paling sering dinyanyikan adalah Putar ke kiri e, Nona manis putarlah ke Jero dan seterusnya.

Saya yakin bahwa diantara beberapa pertanyaan di atas ditanyakan kepada setiap orang, setidaknya minimal satu pertanyaan memperoleh jawaban pernah.

Ya, lagu yang kadang kala disebut Maumere merupakan salah lagu yang berasal dari Provinsi Nusa Tenggara Timur yang hampir dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia bahkan mancanegara karena musiknya yang riang seakan mengajak orang-orang bernyanyi dan bergoyang bersama sepanjang lagu tersebut.

Lagu ini ditulis oleh Frans Cornelis Dian Bunda pada tahun 2011 di di kawasan hutan di pinggir kota Maumere, Nusa Tenggara Timur. Setahun kemudian, lagu tersebut mulai fenomenal dan dikenal di seluruh kalangan masyarakat pelosok hingga kota.

Yang menarik dari lagu ciptaan pria dengan panggilan Nyong Franco adalah iringan tari dan senam Maumere. Seperti putar ke kiri ee dan seterusnya.

Entah mengapa? Lagu tersebut menjajal kota-kota di Indonesia kemudian berselancar di mancanegara. Bahkan, lagu dan tarian yang digunakan untuk menyambut tamu menjadi oleh-oleh khas Maumere bagi siapa saja yang berkunjung ke sana.

Tak tanggung-tanggung para turis dari mancanegara membawa pulang lagu tersebut sebagai oleh-oleh untuk negara mereka. Tak heran, lagu Gemu Fa Mi Re dan tariannya pernah tampil di panggung Sydney Opera House.

Selain itu, lagu dan tarian Gemu Fa Mi Re pernah ditampilkan di California bersama para atlit kempo dan beberapa negara lainnya.

Lagu tersebut sangat identik dengan budaya Nusa Tenggara Timur khususnya Maumere. Dalam aransemen lagu tersebut, Nyong Franco memasukkan unsur gong waning yang merupakan gendang milik orang Maumere.

Begitulah cara Nyong Franco memamerkan kearifan lokal daerahnya kepada dunia. Harus diakui bahwa kearifan lokal di Nusa Tenggara Timur sangat banyak tetapi belum banyak yang diekspos keluar. Melalui lagu dan tarian ini, Nyong Franco mengangkat kearifan lokal berupa alat musik dan tarian di Nusa Tenggara Timur.

Syair lagu tersebut pun unik dibandingkan dengan lagu-lagu daerah populer lainnya. Pasalnya, dalam lagu tersebut terdapat kombinasi bahasa Indonesia dan bahasa Mauemere serta dipadukan dengan notasi nada.

Menurut Nyong Franco, Penggabungan not dalam lirik lagu tersebut karena terinspirasi dari cara mengajar notasi nada guru-guru zaman dahulu. Gemu berarti memasukkan ke dalam mulut dan Fa Mi Re adalah notasi nada. Jadi, Gemu Fa Mi Re adalah menyanyikan notasi nada.

Penciptaan lagu tersebut dengan tujuan digunakan sebagai lagu yang mengiringi tarian Maumere untuk menyambut tamu. Sebenarnya, ini merupakan modifikasi yang lebih modern karena sebelumnya hanya diiringi dengan gamelan khas Maumere.

Selain itu, Nyong Franco menyesuaikan dengan konteks orang Indonesia Timur khususnya NTT. Orang NTT secara umum menyukai pesta pora yang disertai iringan musik dan menari riang gembira sehingga lagu tersebut diciptakan dengan musik yang enak didengar.

"Di benak saya, orang Indonesia Timur kalau sedang pesta, itu menarinya gila-gilaan. Nah, kalau mereka mengikuti irama lagu ini, maka menarinya sambil berlari keluar arena pesta. Terkesan konyol, usil dan lucu. Tetapi itulah yang tergambar dalam benak saya untuk membuat lagu asyik dan enak didengar," kata Franco.

Kini lagu tersebut menjadi top musik dan favorit musik di setiap acara termasuk HUT TNI Ke-73 Tahun 2018 yang diikuti oleh 1000 peserta dan masih banyak acara-acara lainnya yang menjadikan Gemu Fa Mi Re sebagai salah satu musik kebersamaan.

Gemu Fa Mi Re merupakan Maha Karya Indonesia yang menggangu dominasi Gangnam Style, Marimar, Asereje, Shuffle Dance, Harlem Shake dan PPAP di Indonesia bahkan selama ini tarian barat yang menjajal dunia harus mengakui popularitas lagu ciptaan Nyong Franco.

Salam!!!

Referensi: Satu; Dua; Tiga;

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun