Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Inilah yang Membuat Prabowo Menggaet "Penumpang Gelap"

12 Agustus 2019   02:26 Diperbarui: 12 Agustus 2019   02:48 2679
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto memberi hormat kepada Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri saat hadir pada pembukaan Kongres V PDIP 

Prabowo Subianto sudah tahu ada penumpang gelap yang memanfaatkannya. Akan tetapi, mengapa ia terus menggaet mereka?

Setelah pengakuan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad bahwa ada penumpang gelap memanfaatkan Prabowo Subianto selama Pilpres 2019, Politikus Partai Gerindra Andre Rosiade pun ikut berkomentar dan membenarkan hal tersebut.

Ia mengatakan bahwa penumpang gelap adalah mereka yang ingin menyalahkan Jokowi dan ingin terjadi keributan di tanah air. Akan tetapi, Prabowo sebagai patriot dan negarawan sejati menolak hal tersebut.

"Orang itu ingin Indonesia chaos. Ingin Pak Jokowi disalahkan. Ingin Indonesia ini ribut. Pak Prabowo sebagai patriot dan negarawan menolak hal itu. Itulah penumpang gelap itu," kata Andre Rosiade di Gado-gado Boplo, Jalan Cikini Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (10/8/2019).

Pengakuan kedua politisi ini tidak ada bedanya. Berdasarkan pengakuan mereka maka  penumpang gelap yang dimaksud bukan sesuatu yang masih misteri tetapi dengan mudah publik mengetahuinya.

Baca: Inilah "Penumpang Gelap" di Kubu Prabowo yang Dimaksud Gerindra

Penumpang gelap yang dimaksud Gerindra sudah menunggangi Prabowo Subianto ketika Prabowo resmi maju sebagai calon presiden Indonesia.

Pada waktu yang bersamaan, keputusan Ahok mengundurkan diri dari Gerindra, Penolakan Ahok sebagai Gubernur pengganti Jokowi, Demo 212, Pembubaran HTI dan beberapa kasus yang memaksa Jokowi membuat keputusan-keputusan sulit.

Terutama pembubaran HTI menuai pro-kontra tetapi Jokowi tidak berkompromi dan tetap berdiri pada kebenaran yang berdasarkan Pancasila.

Organisasi Boleh Bubar, Komunitas Boleh Dilarang tapi Ideologi sulit dihilangkan. Untuk itu, Berbagai isu murahan dan hoaks mulai dibangun oleh para haters Jokowi untuk menjatuhkan Jokowi. Akan tetapi, usaha demi usaha hanya tinggal kenangan sehingga jalan satu-satunya adalah memanfaatkan Prabowo demi kepentingan mereka.

Penulis menanggap penumpang gelap sebagai hatersnya Jokowi karena mereka memang membenci Jokowi karena Jokowi dinilai tidak mendukung hal-hal yang mereka perjuangkan bahkan menjadi ancaman untuk misi mereka sehingga membuat mereka takut kehilangan strategi.

Menurut A.J. Marsden, asisten profesor psikologi di Beacon College, Leesburg, Florida, salah satu alasan kita membenci karena kita merasa takut terhadap hal-hal yang berbeda dengan kita.

Mereka merasa terancam dengan kehadiran Jokowi sehingga rasa benci terhadap Joko Widodo terus menjadi-jadi.

Pertanyaannya adalah apakah Prabowo Subianto tidak tahu tentang penumpang gelap itu? Bagi penulis, Prabowo sudah tahu tetapi Prabowo tidak berani meninggalkan mereka. Pasalnya, Prabowo memiliki ambisi untuk merebut kursi presiden.

Mengalahkan Jokowi yang sudah memiliki masa tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, salah satu caranya adalah memanfaatkan hatersnya Jokowi (Penumpang Gelap) sebagai masa.

Ya, Ambisi merupakan hasrat atau keinginan yang sangat besar untuk mendapatkan atau meraih sesuatu.

Menurut Rene Girard, hasrat tidak divalidasi oleh properti yang terkandung dalam objek yang dihasrati, namun sesungguhnya didorong oleh rasa berkekurangan yang perlu dipenuhi.

Sedangkan menurut Freud, hasrat berhubungan dengan "kepenuhan" dan tersimpan dalam wilayah tidak-sadar, serta menjadi daya pendorong bagi tindakan seseorang dalam mencari pemenuhan.

Masih ingatkah dengan kejadian Batman membuat Superman tersungkur, merintih, menangis, tidak berdaya.

"Kau akan berdarah!" itulah ambisi Batman untuk menghancurkan Superman. Setelah ia menetapkan ambisinya, Batman mempelajari latar belakang Superman dan mencari tahu apa yang dapat membuat Superman lemah.  Ia mengorganisir semua sumber daya yang dimiliki, mengolah informasi dan materi dengan tekun, melaksanakan eksperimen, membuat senjata yang lebih mantap/efektif, dan lainnya.

Menarik, Ambisi Prabowo disertai pengetahuan. Ia melihat satu-satunya kelemahan Jokowi adalah memanfaatkan hatersnya. Lagi pula, hatersnya menebar hoax dan isu SARA yang mengancam kekuatan Jokowi.

Ambisi Prabowo didukung dengan strategi dan senjata-senjata ampuh. Akan tetapi, senjata-senjata ampuh tersebut tidak memberikan sedikit pengaruh pun selain merugikan dirinya sendiri.

Jadi, sebetulnya Gerindra menyadari adanya penumpang gelap sejak awal tetapi karena ambisi untuk merebut kursi presiden membuat Gerindra tetap memanfaatkan mereka.

Gerindra tidak melihat pengaruh dan efek negatif jika mereka memberi ruang bagi mereka. Akibatnya, Prabowo kalah dalam pilpres.

Bagi penulis, strategi Prabowo untuk mendukung ambisinya jadi senjata untuk dirinya sendiri. Ia kalah dalam pilpres, bahkan gugatan MK pun ditolak total oleh hakim

Dengan adanya korban jiwa dan situasi negara yang terus menerus memanas, Prabowo merasa menyesal telah memberi ruang untuk penumpang gelap yang tidak memberi sedikit efekpun sehingga ia mengambil langkah tak terduga.

"Prabowo jenderal perang, dia sudah baca dalam situasi terakhir. Dia sudah bilang sama kita kalau kita diadu terus, kita terus dikorbankan. Itu di luar dugaan banyak orang, itu namanya penumpang gelap gigit jari," kata Dasco saat ditemui di rilis nasional Cyrus Network, Jakarta Pusat, Jumat (9/8/2019).

Jadi, terjadi saling memanfaatkan dalam kubu Prabowo-Sandi tetapi tidak ada pihak yang diuntungkan karena kejahatan tidak akan membuahkan kebaikan.

Orang yang melakukan kejahatan akan lebih sial dari pada orang yang ia perlakukan dengan jahat.
Democritus, Sarjana, ahli astronomi dan filsuf dari Yunani 460 SM - 380/370 SM

Salam!!!

Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun