Penulis menanggap penumpang gelap sebagai hatersnya Jokowi karena mereka memang membenci Jokowi karena Jokowi dinilai tidak mendukung hal-hal yang mereka perjuangkan bahkan menjadi ancaman untuk misi mereka sehingga membuat mereka takut kehilangan strategi.
Menurut A.J. Marsden, asisten profesor psikologi di Beacon College, Leesburg, Florida, salah satu alasan kita membenci karena kita merasa takut terhadap hal-hal yang berbeda dengan kita.
Mereka merasa terancam dengan kehadiran Jokowi sehingga rasa benci terhadap Joko Widodo terus menjadi-jadi.
Pertanyaannya adalah apakah Prabowo Subianto tidak tahu tentang penumpang gelap itu? Bagi penulis, Prabowo sudah tahu tetapi Prabowo tidak berani meninggalkan mereka. Pasalnya, Prabowo memiliki ambisi untuk merebut kursi presiden.
Mengalahkan Jokowi yang sudah memiliki masa tidak semudah membalikkan telapak tangan. Oleh karena itu, salah satu caranya adalah memanfaatkan hatersnya Jokowi (Penumpang Gelap) sebagai masa.
Ya, Ambisi merupakan hasrat atau keinginan yang sangat besar untuk mendapatkan atau meraih sesuatu.
Menurut Rene Girard, hasrat tidak divalidasi oleh properti yang terkandung dalam objek yang dihasrati, namun sesungguhnya didorong oleh rasa berkekurangan yang perlu dipenuhi.
Sedangkan menurut Freud, hasrat berhubungan dengan "kepenuhan" dan tersimpan dalam wilayah tidak-sadar, serta menjadi daya pendorong bagi tindakan seseorang dalam mencari pemenuhan.
Masih ingatkah dengan kejadian Batman membuat Superman tersungkur, merintih, menangis, tidak berdaya.
"Kau akan berdarah!"Â itulah ambisi Batman untuk menghancurkan Superman. Setelah ia menetapkan ambisinya, Batman mempelajari latar belakang Superman dan mencari tahu apa yang dapat membuat Superman lemah. Â Ia mengorganisir semua sumber daya yang dimiliki, mengolah informasi dan materi dengan tekun, melaksanakan eksperimen, membuat senjata yang lebih mantap/efektif, dan lainnya.
Menarik, Ambisi Prabowo disertai pengetahuan. Ia melihat satu-satunya kelemahan Jokowi adalah memanfaatkan hatersnya. Lagi pula, hatersnya menebar hoax dan isu SARA yang mengancam kekuatan Jokowi.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!