Ia menilai hal tersebut dari 5 hal yang disebut sebagai indikasi kuat bahwa benar adanya penumpang gelap di kubu Prabowo-Sandi. Akan tetapi, bagi penulis hanya dua hal yang paling menarik untuk ditampilkan pada tulisan ini.
Pertama, para politisi dan partai sudah sepakat mengusung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno sebagai calon presiden dan wakil presiden tetapi masih enggan untuk diasosiasikan dengan Prabowo dan Sandiaga. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan agenda antar partai dan politisi.
Kedua, gerakan #2019GantiPresiden hampir tidak pernah mengkampanyekan Prabowo-Sandi. Mereka lebih fokus pada kampanye gerakan. Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri jika gerakan tersebut bermetamorfosa kembali untuk menolak pengguanaan tagar #2019PrabowoPresiden.
Selain Muradi, Pakar Kriminologi Universitas Indonesia, Nurrudin Lazuardi menilai adanya penumpang gelap dari kampanye-kampanye hitam yang sengaja dilakukan oleh beberapa oknum.
Pengamat Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing  pun menilai adanya penumpang gelap dalam pilpres 2019.Â
Akan tetapi, Lazuardi dan Sihombing tidak menceritakan secara lengkap siapa yang dimaksudkan. Mereka hanya memberikan peringatan bahwa ada penumpang gelap sedang menunggangi salah satu paslon.
Menguatnya Dugaan Sementara:Adanya Penumpang Gelap
Pasca Pilpres dan menjelang pengumuman hasil pemilu adalah keadaan dimana terjadinya ketegangan yang luar biasa. Penulis mengatakan luar biasa karena klaim kemenangan terus didengungkan oleh kubu Prabowo-Sandi dengan data yang tidak jelas dan berubah-ubah. Ia.
Bahkan, ada ancaman keras bahwa jika Prabowo-Sandi dinyatakan kalah maka langkah terakhirnya adalah People Power bukan jalur konstitusi. Bagi saya ini ngotot dan mengindikasikan adanya penumpang gelap yang berlatar belakang kelompok garis keras.
Memang orang-orang seperti ini tidak bisa kita bilang bahwa tidak ada. Masih ingatkah dengan masa kecil, ketika kita bermain secara berkelompok, ada kalanya kita berhadapan dengan teman yang menganggap dirinya menang, padahal sejatinya kalah.
Orang-orang seperti ini, Sebenarnya menderita "Delusional". Meski telah jelas bahwa mereka kalah mereka tetap mengklaim diri menang.
"Kalau seseorang mengalami kecenderungan delusional, psikolog akan menyebut reality testing-nya kacau. Karena dia mengingkari realitas yang umum. Jadi tinggal dilihat saja, apakah kriteria tersebut sesuai dengan orang yang sedang diobservasi,"Â kata Psikolog Tika Bisono.