Plt Dirut PT PLN Persero sepekan ini pertama kali mengawali karirnya di PLN pada tahun 1993 sebagai staf operasional. Berkat kinerjanya yang memuaskan, Inten diangkat menjadi Direktur Pengadaan 1 PLN.
Namun, Inten juga pernah menjajal anak-anak perusahaan PLN. Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris Dewan Komisaris di anak perusahaan PLN, yaitu PT Cogindo Daya Bersama.
Bukan hanya itu, pernah berkuasa di Indonesia Power, salah satu anak perusahaan PT PLN Persero. Ia pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Pendanaan dan Asuransi, Kepala Eksekutif Utama Bidang Keuangan dan Direktur Keuangan. Bahkan pada tahun 2016 diangkat menjadi Direktur Utama.
Rupanya pengalaman kerja di Indonesia Power membuat PLN tergoda dan kembali meliriknya. Aktivis organisasi kelistrikan Asia Tenggara (Heads of ASEAN Power Utilities Authorities/HAPUA) ini ditarik dan menduduki posisi penting yaitu Spesialis Senior Keuangan Divisi Keuangan Korporat. Lalu diangkat menjadi Direktur Pengadaan Strategis 1.
Bagi Menteri BUMN Rini Soemarno, pendidikan, pengalaman dan kinerja dari Inten cukup untuk mengurus PT PLN Persero. Oleh karena itu, tidak berpikir panjang, ia mengangkat ibu dari dua anak ini untuk memimpin PT PLN Persero sebagai Pelaksana Tugas Sofyan Basir yang sebelumnya ditangkap oleh KPK akibat kasus korupsi.
Meski memiliki track record yang gemilang, kejadian pemadaman listrik di Jabodetabek dan sebagian Pulau Jawa menjatuhkan pamornya. Seperti pribahasa yang mengatakan "Hujan sehari menghapus panas setahun".Â
Bahkan, jika Inten adalah aktor film yang berperan sebagai Jagoan, ia kalah sebelum ending film. Tidak menarik. Seharusnya kalah di bagian akhir. Ah, lupakan saja paragraf terakhir.
Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H