Rekam jejak Ade Irawan dan Siti Nur Azizah menjadikan mereka sebagai Kuda Hitam yang harus diwaspadai oleh lawan-lawan politik mereka dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota Tangsel 2020.
Kota Tangerang Selatan (Tangsel) akan melakukan pemilihan Wali Kota pada Pilkada serentak 2020. Ada beberapa nama yang digadang-gadang akan menjadi calon wali kota telah mencuat di publik.
Bukan rahasia lagi, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie akan maju sebagai calon wali kota. Berkat pengalamannya sebagai wakil wali kota, Benyamin diklaim menjadi kandidat kuat Wali Kota Tangerang Selatan menggantikan Airin Rachmi Diany yang sudah menjabat dua periode.
Akan tetapi, muncul dua nama baru yang pamornya pun tidak kalah dengan Wakil Wali Kota Tangsel saat ini. Kedua nama tersebut adalah anak dari Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin, Siti Nur Azizah dan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW), Ade Irawan.
Siti Nur Azizah dan Ade Irawan diklaim sebagai kuda hitam dalam kontestasi Pemilihan Wali Kota Tangsel tahun 2020. Mengapa? Mari kita melihat rekam jejak mereka.
Hj. Dr. Siti Nur Azizah, SH, M.Hum
Perempuan yang akrab disapa Bu Azizah ini merupakan salah satu merupakan anak dari pasangan pasangan KH Ma'ruf Amin dan Hj Siti Huriyah.
Semasa kuliah, Bu Azizah dikenal sebagai salah satu aktivis organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang cakap. Dikatakan, salah satu hal yang mempengaruhinya adalah keaktifan orang tuanya di berbagai organisasi.
Bu Azizah menyelesaikan pendidikan terakhirnya sebagai doktor hukum di Universitas Krisna Dwipayana Jakarta dan kini menjabat sebagai Kepala Sub-Direktorat Pembinaan Paham Keagamaan Penanganan Konflik.
Namun, sebelum itu ia pernah menjabat sebagai Kepala Seksi Pembinaan Manajemen Masjid, Subdit Kemasjidan, Direktorat Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah, Ditjen Bimas Islam.Â
Ia juga pernah diberikan kepercayaan untuk menyiapkan berbagai hal terkait pembinaan manajemen masjid diseluruh Indonesia dan beberapa kegiatan sosial lainnya. Baginya, kegiatan sosial kemasyarakatan pengaruh dalam proses pembentukan karakter dan pola kepemimpinan.
Perempuan kelahiran Jakarta, 5 September 1972 ini pernah mewakili Indonesia promosi halal di Malaysia. Kala itu Bu Azizah ikut menangani sertifikasi dan registrasi halal sehingga pada tahun 2008, ia menghadiri IMT-GT di Slangor Malaysia untuk menjelaskan tentang RUU jaminan produk halal kepada forum IMT-GT bersama Kementerian Pertanian dan Badan Standar Nasional.
Istri dari politikus NasDem, M Rapsel Ali ini juga memiliki pengaruh besar dalam pengembangan dan peningkatan kualitas masjid-masjid di Indonesia. Prinsip-prinsip yang ia pegang adalah Istiqomah untuk bergerak, ihtiar dan berproses menjadi pelayan umat yang lebih baik. Selalu memperbaiki integritas dan kompetensi, serta berorientasi melayani umat.
Saat ini, Bu Azizah digadang-gadang akan maju sebagai Calon Wali Kota Tangerang Selatan. Ia pun menyambut berita tersebut dengan positif bahwa jika didukung oleh masyarakat maka ia siap untuk maju.
"Kalau masyarakat mendukung dan mengharapkan dedikasi dari saya, ya saya harus siap," ujar Siti Nur Azizah.Â
Bermodalkan ayahnya sebagai Wakil Presiden dan suaminya sebagai politisi Nasdem, Bu Azizah tidak ragu untuk maju sebagai Calon Wali Kota. Untuk itu, ia telah membocorkan visi dan misinya jika kemudian pencalonan dirinya terealisasi.
Ia menjelaskan akan menjadikan kota Tangerang Selatan maju, terdepan, religius, dan modern. Menurutnya, modal Tangsel untuk mencapai visi tersebut sudah ada. Dia mencontohkan Indonesia Convention Exhibition atau ICE BSD sebagai lokasi yang sudah kerap digunakan untuk pameran bertaraf internasional.
"Jadi Tangsel sudah memiliki modal untuk dikenal dunia dan jadi lebih modern," ujar Siti saat ditemui di ruang kerjanya di Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Jumat 26 Juli 2019.
Berkat pengalaman organisasi dan sepak terjangnya di bidang pengabdian masyarakat, bukan hal yang mustahil bagi Bu Azizah untuk keluar sebagai pemenang Pemilihan Wali Kota Tangsel tahun 2020.
Ade Irawan
Ade Irawan merupakan salah satu aktivis yang sudah dikenal khalayak umum. Selain aktivis ICW, ia sedang bekerja sebagai Dosen di Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Pria kelahiran Tangerang, 5 April 1977 ini merupakan alumni dari SMA Negeri I Balaraja dan IKIP Jakarta. Di IKIP, ia menghabiskan masa studinya di bidang Akuntansi.
Menarik, semasa kuliah ia mulai menjadi volunteer di ICW. Pengalaman di ICW sebagai koordinator publik, Koordinator korupsi politik dan wakil koordinator umum mengantarnya ke kursi koordinator ICW.
Pengalaman dan ilmu pengetahuannya tidak bisa pandang sebelah mata, ia pernah menjadi Peneliti Australia National University pada tahun 2012.
Baginya, Perjuangannya melawan korupsi di ICW tidak cukup memberantas korupsi di Indonesia. Oleh karena itu, ia menulis buku Sekolah Harapan Sekolah Bebas Korupsi untuk membantu mencegah korupsi sejak dini melalui pendidikan.
Selain itu, ia menulis buku Utang Yang Memiskinkan, Korupsi Pemilukada, Mendagangkan Sekolah, Buruk Wajah Pendidikan dan Berkah Proyek Hibah.
Saat namanya digadang-gadang, ia pun mengaku bahwa hal tersebut tidak terlepas dari dukungan teman-teman aktivisnya.
"Beberapa temen aktivis dan akademisi yang minta dan dorong saya untuk ikut berkontribusi lebih besar di Tangsel. Tentu saya apresiasi dan berharap juga bisa turut mendorong orang-orang baik di Tangsel untuk maju," kata Ade Irawan
Pengamat politik Ray Rangkuti pun bahwa Ade bisa menarik simpati masyarakat karena sepaka terjangnya di ICW. Ia punya potensi untuk diusung oleh partai politik.Â
"Ade Irawan punya potensi dilirik partai, kenapa? dia sudah dikenal secara umum. Kedua, adalah status aktivis ICW itu, menurut saya cukup diminati di kalangan masyarakat,"Â ungkap Ray usai diskusi bertajuk 'Evaluasi Pemilu 2019 Untuk Menuju Pilkada Tangsel 2020', Rabu (26/6).
Merasa yakin akan dicalonkan sebagai wali kota, Ade Irawan sudah memberi bocoran terkait visi dan misinya. Ia menilai banyak yang akan jadi fokusnya ketika menjabat sebagai wali kota nanti. Salah membenahi tata kelola kota.
"Kalau belajar dari daerah-daerah yang dianggap bagus seperti Surabaya dan Bantaeng, prasyarat utama kepemimpinan yang kuat, ada kemauan, berani, inovatif, dan tata kelola yang baik. Tanpa dua itu, sebagus apapun program, enggak akan jalan," ungkap Ade Irawan.
Siti Nur Azizah dan Ade Irawan merupakan kandidat kuat untuk memimpin Kota Tangerang Selatan. Pendidikan dan pengalaman mereka cukup besar dan menjadi modal utama untuk merebut kursi wali kota.
Apakah akan seperti itu? Mari kita menyimak.
Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
