Ini adalah pelajaran penting kepada partai-partai politik dalam menggaet mantan terpidana korupsi karena sulit bagi seseorang untuk melupakan garam yang ia pernah cicipinya. Memungkinkan untuk mengulangi hal yang sama bukan hal yang mustahil.
Salah satu hal yang unik adalah kedua kasus korupsi yang menjerat dirinya dilakukan setelah kurang dari setahun masa jabatan. Hal ini merupakan indikasi kuat bahwa satu-satunya tujuan Tamzil adalah untuk memperkaya dirinya.
Hal ini juga merupakan sebuah ketamakan yang menutupi rasa takutnya terhadap hukum yang pernah ia jalani. Sepertinya penjara bukan menjadi efek jera tetapi menjadi stimulus untuk berani melakukan hal itu lagi. Saya teringat dengan sebuah kalimat sindiran dari komedian SUCI 4, Abdur Arsyad. Ia mengatakan bahwa pencuri di Jakarta ditangkap, masuk TV dan masuk penjara dengan fasilitas mewah.
Atas kasus yang dilakukan oleh Bupati Kudus ini dinilai sebagai kasus korupsi yang terulang lagi. Oleh karena itu, Wakil Ketua KPK Basaria Pandjaitan mengatakan, tuntutan hukuman mati dapat dikenakan terhadap Tamzil karena sudah dua kali terjerat kasus korupsi.
"Apakah nanti ada hukuman khusus? Ini sebenarnya sudah kita bicarakan tadi pada saat ekspos karena memang kalau sudah berulang kali, bisa nanti tuntutannya sampai dengan hukuman mati," kata Basaria dalam konferensi pers, Sabtu (27/7/2019).
Meski kemungkinan tuntutan hukuman mati terhadap Tamzil masih dalam pengembangan, apakah hukuman mati baginya boleh dilakukan?
Menurut penulis, kasus yang sama sudah dilakukan sebanyak dua kali padahal ia pernah menjalani hukuman penjara dan dukungan parpol untuk terjun kembali ke dunia politik perlu dipertimbangkan.
Buktinya, kasus korupsi tidak bisa menghalanginya untuk terus berkarir di dunia politik karena partai politik yang diharapkan menghasilkan figur yang terbaik tidak melihat korupsi sebagai sebuah masalah yang serius. Partai politik malah memelihara kejahatan di pemerintahan.
Oleh karena itu, bukan hal yang mustahil jika ia akan kembali ke dunia politik selepas dari penjara dan melakukan korupsi lagi.
Untuk itu, bagi penulis hukuman mati terhadap Tamzil adalah sebuah hukuman yang tepat sebagai upaya membasmi korupsi.
Jika tidak, Tamzil bisa saja menjadi panutan bagi orang lain untuk berani korupsi. Toh, hukumannya hanya penjara dengan fasilitas mewah kemudian menjadi pejabat lagi. Manfaatnya bisa menjadi efek jera bagi para koruptor yang lain.