Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pater Adolf Heuken Mengajarkan Pentingnya Sejarah

26 Juli 2019   22:05 Diperbarui: 26 Juli 2019   22:33 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adolf Peter Heuken-Facebook Keuskupan Agung Jakarta

Oleh karena itu, untuk mencapai cita-citanya, ia masuk dalam Novisiat Serikat Jesus di Schlob Eringerfeld, Buren, Jerman. Karena senang sekali membaca buku sejarah dan menulis, di ordo inilah Adolf memiliki kesempatan untuk semakin mengembangkan kemampuannya dalam menulis dan mengajar.

Untuk memperdalam ilmunya,  ia mengenyam Studi Filsafat di J. Berchmans-Kolleg, Pullach, Munchen, Jerman dan Studi Teologi di St. Georgen, Frankfurt, Jerman.

Pertama kali datang ke Jakarta karena ia selalu berinteraksi dengan orang-orang Belanda di perbatasan dan mengetahui ada misionaris dari Jerman dan Belanda yang sedang tinggal di Jakarta.

Setibanya di Jakarta, ia menggunakan tahun pertamanya untuk Belajar Bahasa Indonesia di Paroki Mangga Besar, Jakarta setelah ia menyelesaikan tertiat bagian akhir di Giri Sonta, Ungaran, Jawa Tengah .

Pekerjaannya tak pernah lepas dari menulis buku. Awalnya ia lebih tertarik menulis buku-buku agama Katolik. Karena menyukai sejarah, ia pun menulis buku tentang sejarah Jakarta hingga kamus Jerman-Indonesia. Pada Sabtu dan Minggu ia membantu paroki di gereja. Tapi diakhir-akhir masa hidupnya, ia tak bisa lakukan lagi karena kakinya tak kuat berdiri terlalu lama.

Adolf seorang Jerman yang tidak menolak menjadi WNI dan antusias untuk belajar Bahasa Indonesia hanya karena ia ingin sejarah Jakarta jangan dilupakan tetapi harus diabadikan.

Ia memberi sebuah inspirasi bahwa sejarah harus diabadikan sebagaimana pesan Soekarno.
"Jas Merah" Jangan sekali-kali melupakan sejarah".

Salam!!!
Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun