Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pater Adolf Heuken Mengajarkan Pentingnya Sejarah

26 Juli 2019   22:05 Diperbarui: 26 Juli 2019   22:33 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adolf Peter Heuken-Facebook Keuskupan Agung Jakarta

"Saya tidak anti dongeng "Tapi jangan (jadikan dongeng) sebagai sejarah," kata Pendiri Yayasan Cipta Loka Caraka, Jakarta , Adolf Heuken.

Indonesia kehilangan seorang tokoh penting dalam sejarah Ibukota Negara Indonesia, Jakarta. Tepat pada pukul 20.27 tanggal 26 Juli 2019 di RS St. Carolus, Jakarta ia menghembuskan nafas terakhirnya setelah mengidap beberapa penyakit termasuk penyakit jantung dan stroke.

"Jantung memang selalu naik turun, dan kemarin sempat operasi pasang cincin dan katup juga sudah pulih, setelah itu terserang stroke dan pneumonia yang membuat dia terjatuh," jelas Asisten Heuken, Dewi saat ditemui wartawan, di Kapel Kolese Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat ( 26/7/2019).

Heuken merupakan seorang pastor Katolik sekaligus penulis sejarah yang dilahirkan di Jerman yang kemudian menjadi warga negara Indonesia.

Ia menjadi salah satu tokoh penting dalam penulisan sejarah Jakarta. Buku-bukunya antara lain Sumber-Sumber Asli Sejarah Jakarta, I-III, Jakarta (1999), Historical Site of Jakarta, Jakarta dan Singapura (2000), Menteng "Kota Taman" Pertama di Indonesia, Jakarta (2001), Atlas Sejarah Jakarta, Jakarta (2014) dan Sejarah Jakarta Dalam Lukisan dan Foto, Jakarta (2017)

Selain itu, ia pun menulis sejarah gereja dan masjid di Jakarta seperti Sedjarah Gereja Katolik di Indonesia, Jakarta (1971), Seri Gedung-Gedung Ibadat yang Tua di Jakarta: Gereja, Masjid, Klenteng, Jakarta (2003), 200 Tahun Gereja Katolik di Jakarta, Jakarta (2007) dan 150 Tahun Serikat Jesus Berkarya di Indonesia, Jakarta (2009).

Salah satu karyanya yang dikenal oleh khalayak umum adalah Kamus Dwibahasa Indonesia-Jerman yang ditulis bersama E.R.T. Sinaga. Buku ini merupakan salah satu bukunya yang sangat populer di masyarakat Indonesia dan bajakannya dapat dijumpai di mana-mana.

Perlu diketahui, pria bernama lengkap Adolf Heuken ini pertama kali menjadi warga negara Indonesia pada tahun 1963. 

Sebelumnya ia menghabiskan 33 tahun hidupnya di Jerman. Ia dilahirkan di Coesfeld, Jerman, 17 Juli 1929. Pada saat berumur 7 tahun, anak dari pasangan Franz Heuken dan Clara Heuken ini memulai pendidikan dasar di SD di Telgte, Jerman pada tahun 1936 dan selesai 1940.

Kemudian ia melanjutkan studi di SMP-SMA di Konrad Schlaun, Munster, Jerman dari tahun 1940 sampai dengan tahun 1950. Selepas Sekolah Menengah Atas, ia ingin menjadi Pastor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun