Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Masuk Bursa Calon Wali Kota Solo, Gibran Mengikuti Jejak Ayahnya Jokowi?

26 Juli 2019   14:31 Diperbarui: 26 Juli 2019   18:45 1402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bobby Nasution (kiri), menantu Presiden RI Joko Widodo, serta kedua anak Jokowi, Gibran Rakabuming Raka dan Kaesang Pangarep, saat grand opening Kedai Rakyat di Kota Medan, Sumatera Utara, Sabtu (26/5/2018)-Tribun Medan/M Andimaz Kahfi

Politik, kata yang tidak pernah ada dalam kamus kehidupan Jokowi. Akan tetapi, berkat usaha mebelnya, kini ia menduduki kursi kepresidenan. Akankah Bisnis Kuliner Gibran mengantarnya ke kursi Walikota Solo mengikuti jejak ayahnya?

Laboratorium Kebijakan Publik Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Surakarta melakukan survei terkait dengan bursa pencalonan Walikota Solo. Mengingat tahun 2020 masa bakti Walikota Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo dan Wakil Walikota, Achmad Purnomo selesai dalam hitungan waktu satu periode.

Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui nama-nama yang memiliki peluang untuk maju sebagai calon Walikota Solo.

Survei dilakukan di 96 titik lokasi di sekitar wilayah Kota Solo dengan 8 responden di masing-masing titik.

Secara keseluruhan, total responden sebanyak 768 tetapi karena dua sampel tidak dapat dianalisis maka hanya 766 sampel yang dianalisis.

"Jumlah total kuesioner yang kami sebarkan ada 768. Akan tetapi, yang dua tidak bisa dianalisis sehingga dibuang. Jadi, ada 766 yang kami uji sampel dengan margin error 4 persen," kata Ketua Laboratorium Kebijakan Publik Unisri Surakarta Suwardi.

Popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas adalah kategori yang diuji dalam survei tersebut.

Menarik, hasil survei menempatkan posisi kedua putra Jokowi, Gibran dan Kaesang pada urutan pertama dan ketiga dari sisi Popularitas.

Nama Gibran muncul dengan angka tertinggi yaitu 90 persen responden Mengenal Gibran, diikuti Wakil Walikota Solo dan Kaesang 86 persen.

"Dari total jumlah responden, 90 persen mengenal Gibran, Di urutan ketiga adalah Kaesang dengan persentase popularitas 86 persen," kata Ketua Laboratorium Kebijakan Publik Unisri Surakarta Suwardi.

Uniknya, Selain Gibran, Kaesang, dan Achmad Purnomo sebagai Wakil Walikota Solo, tidak ada nama lain yang mendapat angka popularitas signifikan di atas 50 persen untuk menyaingi mereka.

Meski demikian, Gibran dan Kaesang masih kalah dari sisi akseptabilitas dan elektabilitas. Gibran mendapatkan angka akseptabilitas sebesar 61 persen sedangkan Kaesang tidak disebutkan.

Dalam hal elektabilitas, Achmad Purnomo mendapatkan 38 persen unggul di atas Gibran yang hanya mendapatkan 13 persen, Teguh Prakosa sebagai Ketua DPRD Kota Solo mendapatkan 11 persen. Sedangkan Kaesang hanya 1 persen.

Meskipun kalah secara akseptabilitas dan elektabilitas, Gibran memiliki peluang lebih besar daripada Kaesang.

Popularitas Gibran tidak terlepas dari usaha kulinernya. Pria bernama lengkap Gibran Rakabuming Raka sedang menggeluti jasa katering Chilli Pari dan martabak Markobar.

Belakangan ini, Berkat kolaborasi dengan Master Chef Arnold yang diperkenalkan oleh ayahnya Jokowi, ia mengembangkan sayap usaha dengan membuka restoran Mangkok Ku di Jakarta Barat.

Usaha bisnis kuliner ini mengantarkan pria berusia 31 tahun ini sebagai Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia (APJBI) Kota Solo.

61 Persen respon yang mengatakan kecocokan dan kepantasan serta 13 persen elektabilitas merupakan sesuatu yang luar biasa bagi seseorang yang tidak menggeluti dunia politik.

Perlu diketahui, sejauh ini Gibran tidak berkecimpung di dunia politik. Ia hanya fokus dalam dunia usaha kulinernya.

Dari segi pendidikan, kemampuan Gibran tidak bisa dipandang sebelah mata. Ia menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di Orchid Park Secondary School, Singapura. Kemudian melanjutkan studi S1 nya di Management Development Institute of Singapore (MDIS).

Lalu pendidikan terakhirnya di University of Technology Insearch, Sydney, Australia.

Mungkin latar belakang studinya juga berpengaruh dalam elektabilitas dan akseptabilitas.

Sedangkan Kaesang hanya memiliki angka tertinggi dalam bidang popularitas mengingat ia merupakan anak presiden dan usaha bisnisnya yang hampir menguasai Indonesia sedangkan elektabilitas dan akseptabilitas rendah dikarenakan Kaesang masih mengeyam studi di Singapura.

Gibranlah yang memiliki peluang lebih besar untuk bersaing dalam pemilihan walikota Solo pada Pilkada serentak 2020.

Meski masih memiliki akseptabilitas dan elektabilitas yang rendah atau tidak sebanding dengan Wakil Walikota Solo saat ini.

Belajar dari pengalaman politik ayahnya, Jokowi hanyalah pengusaha meubel dan memimpin Asmindo. Dalam hidupnya, tidak ada pemikiran untuk terjun ke dunia politik.

Namun, takdir berkata lain, Asmindo mengusulnya dan PDIP yang berani menggaetnya dalam pemilihan Walikota Solo mampu memenangkan kontestasi tersebut.

Biasanya elektabilitas dan akseptabilitas seseorang meningkat ketika ia sudah memutuskan masuk sebagai calon karena ia akan lebih dekat dengan publik dan menunjukkan siapakah dirinya.

Calon yang meyakinkan kepada para pendukung, loyalis, dan masyarakat akan keteguhan tekad dan kemantapan untuk mengikuti Pilwalkot dan menunjukkan bahwa kapabilitas yang dimilikinya lebih bagus dari lawan politik yang sudah ada memungkinkan elektabilitas dan akseptabilitas calon tersebut akan meningkat secara signifikan.

Bagi penulis, peluang Gibran cukup besar karena sudah memiliki modal secara popularitas dan elektabilitas serta akseptabilitas walaupun angkanya belum menunjukkan kekuatan.

Selain itu, menjabat sebagai Ketua APJBI adalah nilai tambah tersendiri yang memungkinkan dukungan yang lebih besar lagi. Berkaca dari ayahnya.

Bukan hanya itu, akhir-akhir ini, keinginan publik untuk memberikan kesempatan kepada milenial menduduki kursi pemerintahan bisa menjadi pembeda.

Ditambah lagi dengan kesediaan Ketua DPC PDIP Surakarta, FX Hadi Rudyatmo yang mempersilakan Gibran maju dalam Pilkada 2020 nanti.

"Kalau PDIP pada prinsipnya terbuka kepada siapapun, termasuk Mas Gibran. Tapi tentunya semua ada mekanisme partai yang harus diikuti," Kata Hadi.

Akankah Gibran akan mengikuti jejak ayahnya Jokowi yang mana awalnya hanya memimpin dunia usaha tapi akhirnya tampil dan mengalahkan lawan politiknya dan kini ia menjadi sosok sederhana dan jujur yang mengantarkannya memimpin Republik ini?

Mari kita menyimak!!!
Salam!!!

Referensi: Satu; Dua; Tiga; Empat;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun