Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tanpa Jabatan, Ahok Raih Penghargaan Lagi

21 Juli 2019   23:48 Diperbarui: 23 Juli 2019   11:57 3764
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ahok memang memiliki hati yang mampu mengelola nuraninya untuk berkata jujur, bekerja dengan tulus dan berkomitmen untuk melakukan segala sesuatu dengan sungguh-sungguh.

Berbicara tentang etos kerja tidak terlepas dari kerja keras dan ketekunan. Kedua hal ini pula identik dengan mantan Gubernur DKI Jakarta ini.

Ahok dikenal sebagai pekerja keras, jam 4 dini hari ia harus bangun dari untuk bersaat teduh dan berolahraga agar jam 7 ia bisa berangkat ke kantornya.

Ia pun dikenal sebagai gubernur yang paling rajin menemui masyarakatnya untuk mendengar keluhan-keluhan mereka.

Penjabaran di atas hanya penilaian sepintas penulis tentang integritas dan etos kerja seorang Ahok. Tentunya, tim penilai sudah mengantongi penilaiannya tersendiri tentang integritas dan etos kerja Ahok.

Integritas dan etos kerja semacam ini memang memberi inspirasi tersendiri bagi masyarakat Indonesia khususnya kaum milenial. Terbukti menginspirasi sebagai salah satu alasan Ahok menjadi peraih penghargaan ini.

Ahok juga pernah memperoleh penghargaan sebagai Tokoh Anti Korupsi dari unsur penyelenggara negara dari Gerakan Tiga Pilar Kemitraan, yang terdiri dari Masyarakat Transparansi Indonesia, KADIN dan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, pada tanggal 1 Februari 2007.

Selain itu, ia juga pernah terpilih menjadi salah seorang dari 10 tokoh yang mengubah Indonesia, yang dipilih oleh Tempo.

Bukan hanya itu, ia mendapat penghargaan anti korupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award, pada tanggal 16 Oktober 2013 karena berhasil membuka laporan mata anggaran DKI Jakarta untuk dikaji ulang.
***
Adapun mereka yang pernah meraih penghargaan ini adalah Presiden ke-3 Indonesia, B.J Habibie (2014), yang dinilai telah memberi inspirasi kepada bangsa Indonesia di bidang teknologi, Franz Magnis Suseno (2015) untuk bidang humaniora atau sosial budaya dan pakar di bidang filsafat dan etika Jawa yang memberi inspirasi di bidang kemanusiaan demi kesejahteraan lahir batin untuk masyarakat Indonesia. 

Lalu kepada Wiratman Wangsadinata (2016) di bidang rekayasa struktural teknik sipil, Saparinah Sadli (2017) yang memperjuang hak-hak perempuan dan kesetaraan gender dan tokoh dunia kedokteran Indonesia, Prof. Dr. dr. R. Sjamsuhidajat Ronokusumo Sp.B KBD, FCSi (2018) yang memberi inspirasi karena memiliki semangat, ketekunan, kesabaran, dan dedikasinya pada bidang ilmu pengetahuan dan ilmu kedokteran.

Perlu diketahui, pada awalnya ajang ini menyelenggarakan program bantuan dana penelitian selama 2011-2013. Penghargaan pertama 2011 dalam bentuk bantuan dana penelitian untuk bidang sains dan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun