Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Menyoal 40-an Siswa SDN Keramat Pela 09 yang Keracunan Lemper

17 Juli 2019   23:04 Diperbarui: 18 Juli 2019   06:23 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudin Perpustakaan Jakarta Selatan mengadakan acara membaca dongeng. Acara tersebut digelar di RPTRA (Ruang Publik Terpadu Ramah Anak) Keramat Pela, Kebayoran Baru, Selasa 16 Juli 2019.

Untuk itu, panitia pelaksana menyediakan lemper sebagai camilan untuk peserta yang berasal dari SDN Keramat Pela 09, Kebayoran Baru. Namun, tak disangka sebanyak 40-an siswa keracunan lemper tersebut. Bahkan ibu-ibu dan bapak-bapak pun kena. Belum dipastikan apakah semua korban berasal dari SDn Keramat Pela 09 atau ada dari beberapa sekolah.

"Ada 40-an (korban) katanya. Ini karen acara baca dongeng. Yang kena itu ada juga ibu - ibu, bapak - bapaknya anak anak yang kena," kata Kanit Polsek Kebayoran Baru, Kompol Wahyu Sosiawan saat dihubungi oleh wartawan Kompas, Rabu, 17 Juli 2019.

Berdasarkan pengakuan para korban, awalnya setelah makan, perut sakit dan terasa mual serta membuang air besar secara tidak normal. Bukan rahasia lagi, kondisi seperti ini merupakan keracunan makanan sehingga para korban dilarikan ke empat rumah sakit yaitu di Rumah Sakit Muhammadiyah, Rumah Sakit Gandaria, RSUD Kebayoran Baru, RSUD Pasar Minggu untuk ditangani oleh tenaga medis.

Apa itu Lemper?

Lemper adalah camilan atau penganan gurih khas Indonesia yang terbuat dari beras ketan. Biasanya diisi dengan cincangan daging ayam, ikan, atau abon berbumbu dan dibungkus dengan daun pisang.

Penganan ini terkenal di seluruh Indonesia hingga pelosok-pelosok. Ada yang menyebut Lemper sebagai kue atau makanan ringan (makanan kecil) yang biasanya disajikan dalam bentuk Snack Box. Lemper dikenal sebagai kue yang istimewa atau terfavorit karena rasanya benar-benar beda dengan kue yang lain.

Lemper dibuat dengan cara membungkus abon atau daging ayam yang telah dicincang lalu dibungkus dengan daun pisang dengan bentuk memanjang atau lonjong menyerupai lontong. Setelah itu, Lemper direbus hingga masak. Kemudian, Lemper disajikan dalam bentuk potongan-potongan kecil sesuai dengan keinginan.

Saat ini, Lemper memiliki variasi baru yang menggunakan pelapis krep (crepe) atau dadar yang terbuat dari tepung, bumbu dan telur kemudian digoreng atau dipanaskan dengan cepat. Bentuk variasi ini dikenal sebagai semar mendem atau Semar mabuk dalam bahasa Jawa.

Selain itu, ada yang menggantikan abon atau daging dengan sayuran dan sambal goreng kemudian dibungkus seperti Lemper asli. Lemper sejenis ini lebih banyak dikenal dengan nama Arem-arem yang merupakan camilan khas Kota Kebumen dan juga ditemukan di Yogyakarta, Solo dan beberapa daerah lain di Jawa. 

Penyebab Keracunan Makanan

Keracunan makanan adalah sebuah penyakit atau kondisi yang muncul akibat mengonsumsi makanan yang telah terkontaminasi oleh organisme menular (bakteri, virus, parasit) atau racun yang merupakan penyebab paling umum.

Bakteri dan virus yang paling banyak menyerang adalah Bakteri Campylobacter, Salmonella, Escherichia coli (E. coli), Listeria, Clostridium botulinum (botulinum), Shigella, Norovirus dan rotavirus. Sedangkan parasit adalah Parasit Cryptosporidium, Entamoeba histolytica, dan Giardia.

Biasanya, kontaminasi terjadi di saat makanan dalam proses pembuatan atau cara memasaknya tidak benar. Kebanyakan makanan yang mudah terkontaminasi jika tidak ditangani, disimpan, atau diolah dengan baik adalah Daging mentah, susu, makanan siap saji (potongan daging matang, keju lembut, dan roti isi kemasan), Makanan dalam kaleng, Telur mentah, kerang-kerangan dan makanan laut mentah.

Nah, Lemper sendiri terbuat dari potongan daging matang sehingga bisa dipastikan dalam proses pengolahannya terkontaminasi oleh bakteri, virus atau parasit. Kemungkinan lainnya adalah proses memasak daging yang tidak benar.

Selain itu, daging yang digunakan dalam Lemper tidak disimpan dalam suhu yang tepat, daging matang ditinggalkan di ruangan dengan suhu hangat terlalu lama, talenan yang tidak dicuci dan tangan pengolah atau pembuat kotor.

Tindakan para korban yang meminta pertolongan medis di rumah sakit adalah tindakan yang tepat mengingat keracunan makanan dapat memberikan efek yang parah, bahkan, dapat menimbulkan kematian. Terutama bagi orang-orang dengan kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita diabetes, gagal ginjal, gagal jantung, HIV, kanker, orang tua yang berusia di atas 65 tahun, dan bayi.

Selain itu, bakteri-bakteri seperti E. Coli dan Salmonella bisa menyebabkan kematian. Bakteri masuk ke saluran pencernaan dan masuk ke aliran darah dan menuju ke organ vital seperti otak, hati, dan jantung sehingga bisa terjadi keracunan darah yang bisa mematikan semua sistem tubuh.

Terbukti pada Mei 2019, tepat pada tanggal 26,  67 korban keracunan makanan massal yang terdiri dari 14 pasien rawat jalan dan 53 pasien rawat inap serta satu korban meninggal akibat mengkonsumsi nasi dibungkus kardus berisi ayam goreng kremes, sambal dan lalapan.

Oleh karena itu, bagi para pembuat makanan dengan bahan dasar dari daging mentah, susu, makanan siap saji (potongan daging matang, keju lembut, dan roti isi kemasan), Makanan dalam kaleng, telur mentah, kerang-kerangan dan makanan laut mentah harus diolah dengan baik dan benar serta menjaga kebersihannya sehingga tidak terjadi seperti kasus ini.

"Ingat, Makanan yang enak bisa jadi racun, jika tidak kita proses dengan cara yang tepat."

Salam!!!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun