Arcandra Tahar pun menjadi konsultan di berbagai perusahaan internasional seperti Principal dan Presiden Asia Pasific AGR Deepwater Development System, Hydronynamics Lead FloaTec LLC, Principal Horton Wison Deepwater dan Presiden Petroneering yang berhubungan dengan bidang energi dan perminyakan.
Selain itu, ia pernah menjadi Peneliti Technip Offshore. Berkat ilmu dan pengalamannya, Arcandra mengembangkan teknis khusus di bidang pengeboran khususnya di bidang offshore, sehingga meraih hak paten tentang desain iffshore di Amerika yaitu teknologi McT (Multi Column TLP) Floating Platform.
Peran Arcandra
Salah satu perusahaan minyak Jepang, INPEX CORPORATION berinvestasi di Indonesia sejak tahun 1966 seperti Blok lepas pantai Mahakam, Blok B Laut Natuna Selatan pada tahun 1978, Blok Lepas Pantai Jawa Barat pada tahun 1986, Blok Lepas Pantai Sumatra Tenggara pada tahun 1991 dan lainnya termasuk Blok Masela pada tahun 1998.
Sejak saat itu INPEX melalui INPEX Masela Ltd telah melakukan kegiatan eksplorasi hidrokarbon di Blok Masela, dengan kepemilikan saham 100%.
Akan tetapi, di Era Jokowi yang berusaha untuk menguasai saham perusahaan-perusahaan asing di Indonesia terjawab. Selain, menguasai sebagian besar saham Freeport, Jokowi melakukan negosiasi untuk menguasai saham di Kilang Minyak Blok Masela.
Dikatakan bahwa kesepakatan bersama antara pemerintah Indonesia dan INPEX adalah membagi hasil yaitu 50% untuk Indonesia dengan nilai US$32,8 miliar.
Salah satu strateginya adalah pengembangan kilang minyak dari Offshore menjadi Onshore yang diklaim lebih menguntungkan ketimbang Offshore.
Nah, rupanya terdapat seseorang yang bermain di belakang layar negosiasi ini. Dialah Arcandra Tahar. Arcandra diklaim memiliki peran penting dalam negosiasi pemerintah dengan INPEX.
Oleh karena itu, Jokowi tidak ragu mengangkat Arcandra sebagai menteri ESDM pada tahun 2016. Namun, karena rumor yang menyatakan bahwa Arcandra telah menjadi warga negara Amerika Serikat melalui proses naturalisasi pada bulan Maret 2012, ia diberhentikan secara terhormat sebagai menteri ESDM karena Indonesia tidak mengakui dwikewarganegaraan.
Mengingat peran Arcandra di kementerian ESDM sangat penting maka dua bulan kemudian Jokowi mengangkatnya menjadi Wakil Menteri ESDM mendampingi Ignasius Jonan sebagai menteri.