Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Anggela Tanoesoedibjo Kandidat Kuat Menteri Termuda

5 Juli 2019   13:15 Diperbarui: 6 Juli 2019   11:39 877
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anggela Tanoesoedibjo

Wacana menteri muda untuk membantu pemerintahan Jokowi di periode kedua (2019-2024) semakin menguat setelah wakil presiden terpilih KH Ma'ruf Amin menyebut, ada menteri dari kalangan muda yang tengah disiapkan Jokowi. Ma'ruf menilai generasi muda yang memiliki kemampuan layak diikutsertakan dalam kabinet.

"Ini kan hak prerogatif presiden. Nanti jadi saya kira memang karena potensi milenial cukup besar, maka saya kira sudah wajar untuk direpresentasikan di dalam kabinet," ujar Ma'ruf di Hotel Grand Cempaka, Jalan Letjend Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Rabu (3/7).

Selain dari wakil presiden terpilih, ketua DPP PKB pun mengatakan hal yang sama bahwa kabinet kali ini akan ada ruang bagi kaum milenial.

"Kalau melihat dari beberapa pernyataan Pak Jokowi, memang bisa jadi kabinet mendatang akan banyak porsi anak-anak muda," kata Ketua DPP PKB Abdul Kadir Karding kepada wartawan, Kamis (4/7).

Oleh karena itu, muncullah nama-nama seperti Grace Natalie dan Tsamara Amany Alatas dari PSI, Anggela Tanoesoedibjo dari Perindo, Agus Harimurti Yudhoyono dari Demokrat, Bahlil Lahadalia dari kalangan pengusaha dan Syandria Kameron dari kalangan profesional.

Namun, belum tentu dari semua nama-nama yang disebutkan di atas, mendapat kesempatan duduk di kursi kabinet mengingat kemungkinan porsi untuk anak muda hanya satu kursi sebagai uji coba.

Mungkin ada yang tidak setuju dengan "Uji Coba" yang saya maksud. Alasannya menteri bukan tempat untuk belajar tetapi untuk bekerja. Oke. Tetapi, bagaimana kita mengetahui kemampuan seseorang jika kita tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk melakukan sesuatu? Satu-satunya cara untuk mengetahui kemampuannya adalah "Berilah dia ruang dan waktu".

Kembali ke nama-nama yang dikaitkan dengan menteri muda yang hanya memungkinkan salah satu bergabung dalam pemerintahan Jokowi, penulis mencoba menakar peluang masing-masing orang mulai dari Grace Natalie hingga Syandria Kameron.

Namun sebelumnya, perlu diketahui bahwa bocoran mengenai figur yang mewakili kaum milenial sudah mencuat di permukaan. Melalui media, Ahmad Rofiq menyampaikan bocoran mengenai figur menteri muda.

"Salah satu menteri usia 20-30 tahun, pinter, cantik. Coba usia 20-30 tahun siapa? Beliau suruh cari itu. Artinya kan Pak Jokowi punya kepedulian luar biasa dengan generasi muda," ungkap Ahmad Rofiq yang juga Sekjen Perindo tersebut.

Oleh karena itu, yang perlu ditakar hanya Grace Natalie, Tsamara Amany Alatas, Anggela  Tanoesoedibjo dan Syandria Kameron. Akan tetapi, kisi-kisi terbaru soal menteri muda disampaikan oleh Wasekjen PDIP Eriko Sotarduga bahwa menteri muda jangan hanya diartikan sebatas umur. Menurut Eriko, jika menteri muda hanya dipatok berdasarkan umur, itu kurang tepat.

"Muda itu berapa? 18? 17? Apakah 50 (tahun) bukan muda? Menurut WHO, umur 60 masih dikategorikan muda, 60-70 dewasa, 70 ke atas baru disebut lanjut usia. Jadi dalam hal ini, kita jangan mendeskripsikan bahwa yang muda itu harus berusia di bawah 30," jelas Eriko.

Pernyataan Eriko secara tidak langsung mengatakan bahwa jangan kaitkan dengan mereka yang masih berusia 20an tahun seperti Tsamara Amany dan Syandria Kameron.

Untuk itu yang memiliki peluang besar untuk masuk ke kursi kabinet adalah Grace Natalie yang berumur 37 tahun dan Anggela Tanoesoedibjo berumur 32 tahun.

Grace Natalie

Grace Natalie adalah Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia. Sebelumnya ia pernah menjadi reporter dan jurnalis TV One. Kepemimpinannya di Partai Solidaritas Indonesia memikat banyak orang meski akhirnya partai yang ia pimpin tidak menembus Senayan.

Grace Natalie dkk selalu memperjuangkan aspirasi rakyat melalui suara PSI. Salah satu yang menarik adalah mereka berani menentang poligami dan lain sebagainya sebagai bentuk kepedulian terhadap kesetaraan gender dan perjuangan untuk hak-hak perempuan dan anak.

Oleh karena itu, Grace Natalie dinilai cocok berada di kabinet khususnya Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menggantikan Yohana Ambise.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean.

"Saya pikir memang demikian, Grace bisa mengisi kementerian itu selain mewakili perempuan juga mewakili kaum minoritas di kabinet, kalau melihat penampilannya Grace layak menjabat menteri pemberdayaan wanita dan perlindungan anak." Ujar Ferdinand Hutahean.

Namun, sampai dengan saat ini belum ada konfirmasi dari Grace Natalie apakah ia setuju jika ada tawaran kursi menteri dari Jokowi.

Bagi penulis, jika Grace Natalie mendapatkan tawaran tidak serta merta ia menerimanya atau menolaknya tetapi pasti melalui sebuah pertimbangan yang matang.

Hal yang paling esensial untuk dipertimbangkan adalah kepemimpinannya di Partai Solidaritas Indonesia. PSI yang gagal ke Senayan membutuhkan kerja keras yang lebih extra untuk kesempatan berikutnya, tahun 2024.

Berkaca dari kepemimpinan Surya Paloh di Partai Nasdem dan Wiranto di Partai Hanura, Grace Natalie bisa saja menolak tawaran kursi menteri.

Fokus kepemimpinan Surya Paloh di Partai Nasdem tidak terbagi. Tak heran, Nasdem benar-benar naik daun dan hampir menguasai seluruh Indonesia walaupun di Senayan, perolehan suara tidak sebanding dengan PDIP tetapi untuk ukuran partai baru, Nasdem dibawah kepemimpinan Surya Paloh tak tertandingi.

Berbeda dengan Hanura di kepempimpinan Wiranto. Wiranto yang sibuk mengurus pemerintahan lupa jika ada partai politik yang ia pimpin. Akhirnya kita tahu bahwa Hanura tidak lolos ke Senayan.

Kepemimpinan Ketua Umum Partai sangat penting, butuh fokus dan kerja keras agar partai terus berkembang dan bertambah besar.

Oleh karena itu, hal ini perlu dipertimbangkan baik-baik oleh Grace Natalie demi Partai Solidaritas Indonesia.

Berdasarkan pertimbangan tersebut, kemungkinan Grace Natalie masuk kabinet Jokowi sangatlah kecil.

Anggela Tanoesoedibjo

Angela Herliani Tanoesoedibjo merupakan putri sulung dari Ketua Umum Partai Perindo, Hary Tanoesoedibjo dan Liliana Tanoesoedibjo. Selain pengusaha seperti ayahnya, Anggela juga memegang jabatan penting di Perindo sebagai wakil sekretaris jenderal DPP Partai Perindo.

Anggela menghabiskan studinya di dua Universitas ternama Australia yaitu Bachelor of Arts in Communications (Media Arts and Productions) dari Universitas Teknologi Sydney Australia pada 2008 dan Master of Commerce dalam bidang Keuangan dari Universitas New South Wales Australia pada 2010.

Pengalaman menjadi Direktur PT MNI Entertainment pada 2008-2017, menjabat sebagai Corporate Finance & Business Development Assosiciate, PT Media Nusantara Citra Tbk pada 2010-2013, menjadi Co-Head Vice President MNC Channels dan perolehan suara yang cukup banyak pada pileg 2019 yaitu 30.707 suara merupakan bukti Anggela memiliki kapasitas untuk menjadi menteri.

Bagi penulis, Anggela tidak memiliki pertimbangan serumit Grace Natalie jika ditawari kursi menteri. Selain itu, konfirmasi dari Ahmad Rofiq, Sekjen Perindo sepertinya ada indikasi bahwa Perindo sudah menyiapkan Anggela sebagai utusan dari Perindo untuk pemerintahan Jokowi.

Mari kita menyimak!

Salam!!!

Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun