Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengenal Song Joong Ki dan Song Hye-Kyo, Kisah "Couple Goals" yang Berakhir Tragis

30 Juni 2019   18:50 Diperbarui: 2 Juli 2019   07:52 3811
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Song Joong Ki dan Song Hye Kyo (dramafever.com)

Perbedaan kepribadian yang sederhana seringkali dianggap enteng oleh orang lain. Biasanya, seseorang akan menganggap karakter bisa dibentuk ketika menikah. Padahal dia lupa bahwa menyatukan sebuah perbedaan kepribadian membutuhkan waktu yang cukup lama.

Namun, sebetulnya pasangan ekstrover dan introver adalah pasangan ideal karena selain memberi pengalaman baru, pasangan ekstrover dan introver saling belajar dan saling melengkapi.

Kembali pada masalah perceraian Song Joong Ki dan Song Hye Kyo mungkin saja diakibatkan oleh perbedaan kepribadian. Song Hye Kyo yang dikenal sebagai pribadi yang tertutup bisa saja menjadi masalah bagi Song Joong Ki.

Secara psikologis, latar belakang Song Hye Kyo pun berpengaruh terhadap pernikahan mereka. Lahir dari keluarga yang broken home bisa menjadi tekanan secara psikis baginya untuk menjalani sebuah rumah tangga yang baru.

Kisah perceraian Song Joong Ki dan Song Hye Kyo harusnya menjadi pelajaran bagi kita. Pertama, Pacaran itu penting. Pacaran dalam durasi yang cukup lama penting untuk saling mengenal karakter. Tidak penting seberapa perbedaan kepribadian kita, yang terpenting adalah seberapa jauh kita saling menerima kepribadian masing-masing dan saling melengkapi satu sama lain.

Kedua, Menikah bukan tentang siapa tapi mengapa. Seringkali kita lebih cenderung berpikir tentang siapa yang kita nikahi dan mengabaikan mengapa kita menikah. Ini bisa menjadi pertanyaan refleksi bagi yang belum menikah.

Jika kita berpikir mengapa kita menikah, secara otomatis kita juga berpikir siapa yang kita nikahi. Berbeda dengan berpikir siapa yang kita nikahi? Kita akan cenderung mengabaikan pertanyaan esensial mengapa kita menikah?

Ketiga, Romantis tidak selalu abadi. Pasangan romantis tidak selalu menjamin kebahagiaan pasangan karena romantisme fantasi hanyalah sesaat dan tidak akan bertahan sampai kita menikah. Ada masa dimana rasa jenuh menghampiri.


Kiranya tulisan ini bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Salam!!!

Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun