Banyak orang mengatakan bahwa Sidang sengketa Pilpres di Mahkamah Konstitusi membosankan. Biasa aja koq. Argumentasi-argumentasi yang dibangun nggak masuk akal, mudah dijawab dan sebagainya. Akan tetapi, itu hanya opini publik dan itu sah-sah saja.
Namun, bagi mereka yang tertarik dengan dunia politik pasti suka dan terus membahas tentang sidang sengketa Pilpres yang sudah dilakukan. Untuk itu, media pun tak segan-segan menguak hal-hal yang mungkin masih misteri dalam hati para politisi.
Melalui Liputan6, Komisioner Komisi Pemilihan Umum, Wahyu Setiawan, berbicara soal apa yang terjadi selama ini di dalam persidangan sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum 2019 khususnya Pemilihan Presiden di Mahkamah Konstitusi yang diajukan oleh kubu Prabowo-Sandiaga.Â
Wahyu Setiawan mengibaratkan sidang sengketa Pilpres seperti tayangan televisi tentang Film Misteri Gunung Merapi. Tokoh yang paling fenomenal dalam film tersebut adalah Mak Lampir.
"Terkait dengan DPT siluman, kemudian ada yang berapa siluman juga. Ini persidangan MK itu seperti nonton sinetron Mak Lampir, Misteri Gunung Merapi. Karena apa, karena banyak sekali siluman-siluman yang muncul," ucap Wahyu di lokasi, Rabu (26/6/2019).
Misteri Gunung Merapi
Film Misteri Gunung Merapi merupakan salah satu Film Seri Drama-Sejarah di Indonesia. Pertama kali ditayangkan di Indosiar pada tanggal 01 November 1998.
Film ini diproduksi oleh perusahaan film yang didirikan oleh Budi Sutrisno, PT. Gentabuana Paramita Film Production, sebelumnya dikenal sebagai PT. Menaragading Citraperkasa.
Film tersebut ditulis oleh M. Abner Romli dan Niki Kosasih. Film ini bergenre action, history, war, horor dan mysteri yang terkenal di kalangan masyarakat dengan nama Mak Lampir.
Memang benar bahwa tokoh yang paling fenomenal adalah Mak Lampir yang dimainkan oleh Farida Pasha, Artis kelahiran Pontianak yang terkenal dengan film bergenre Horor atau mistik.
Aktingnya dalam film Misteri Gunung Merapi terbilang menggetarkan dan benar-benar horor. Tak heran, dikalangan anak-anak, akting mantan pemain film Guna-guna Istri Muda sering diperagakan.
Film tersebut ditayangkan selama tujuh tahun dari tahun 1998 hingga 2005. Dalam film tersebut menceritakan kisah Mak Lampir yang dikurung di dalam sebuah peti mati bertuliskan ayat-ayat Al Qur'an oleh Kyai Ageng Prayogo, seorang murid Sunan Kudus yang diperintahkan oleh Sultan, Raden Patah untuk memusnahkan ajaran sesat dan menghancurkan Mak Lampir yang jahat.
Menarik untuk dicermati bagi emak-emak dan anak-anak Indonesia. Perang dan aksi-aksi horor yang misterius menghiasi film tersebut. Mak Lampir sering tampil seperti siluman, hilang dan muncul bahkan matipun hidup kembali.
Mak Lampir tampil menyeramkan dan menakutkan dengan rambut gimbal berwarna putih yang panjang dengan sebuah tongkat yang mengandung ilmu hitam dan menjadi jurus mautnya.
Salah satu keunikan Mak Lampir adalah dapat meramal sesuatu lewat sebuah mangkuk kecil yang berisi air, sehingga sangat mudah baginya mengetahui apa yang terjadi di istana Raden Patah.
Suatu waktu, pertempuran pun terjadi antara Mak Lampir dengan Kyai Ageng. Namun, tidak seperti biasanya dimana Mak Lampir sendiri, ia meminta bantuan Ratu Pantai Selatan, Gusti Roro Kidul untuk mengorbankan tujuh bayi suci untuk sebuah cambuk sakti.
Tujuannya adalah untuk mengalahkan Kyai Ageng Prayogo. Sayangnya, Mak Lampir harus menelan pil pahit. Ia kalah dan berhasil dikurung oleh utusan Sunan Kudus tersebut.
Kemudian ada upaya dari Mak Lampir untuk membalas dendam pada keturunan Prayogo tetapi karena termakan usia, Mak Lampir ditemukan tewas oleh keturunan Prayogo.
Sialnya, mereka menjatuhkan darah ke dalam bibir Mak Lampir sehingga si nenek tua ini hidup kembali. Ia terus mengancam keturunan Prayogo dengan siluman yang berbentuk angin kencang.
TPS Siluman dan NIK Siluman mewarnai argumentasi-argumentasi di sidang sengketa Pilpres 2019. Tak heran, KPU mengibaratkan seperti Film Mak Lampir. Mungkin suatu saat harus ada Film "Misteri dari Pilpres 2019".
Salam!
Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H