Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Imamoglu, "Kuda Hitam" yang Diwaspadai Erdogan di Turki

25 Juni 2019   18:50 Diperbarui: 25 Juni 2019   19:08 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekrem Imamoglu (bbc.com)

Hasil pemilu tak selalu diterima oleh pihak yang kalah. Alasannya adalah pemilu tidak berlangsung secara luber dan jurdil dan sebagainya. Untuk itu, penyelesaiannya harus secara konstitusional sesuai dengan konstitusi yang dijunjung negara tersebut.

Di Indonesia berulang-ulang kali terjadi. Hasil pemilu, pilkada dan pilpres diselesaikan di Mahkamah Konstitusi karena adanya kecurangan yang dianggap menodai pesta demokrasi.

Saat ini Indonesia diperhadapkan dengan problema tersebut. Hasil keputusan Mahkamah Konstitusi akan menjadi akhir dari pertarungan para elit.

Kondisi yang sama dialami oleh Turki khususnya Kota Instanbul pada tahun 2018 dimana pemilihan walikota Instanbul harus dilakukan ulang karena Presiden Turki sebagai  pemilik Partai AKP menuduh adanya kejanggalan dalam proses penghitungan suara dan mempertanyakan hasil penghitungan di setiap distrik di Istanbul.

Selain itu, Erdogan sebagai Presiden Turki menduga ada sejumlah organisasi kriminal yang tengah beraksi dan menuduh Amerika Serikat (AS) hingga Eropa ikut campur dalam pemilihan walikota Instanbul. Akibatnya, menyebabkan kekalahan Binali Yildirim yang diusung oleh partai AKP milik Erdogan.

Untuk menangani hal tersebut, KPU Turki melakukan pemungutan suara ulang di Instanbul. Hasilnya, Partai yang dipimpin oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kembali menelan kekalahan dalam pemilu ulang wali kota yang dilaksanakan di Istanbul.

Kekalahan ini lebih telak dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya. Pada pemilu sebelumnya selisih suara sebesar 13.000 suara sedangkan pemilu keduanya selisih sebesar 775.000 suara.

Siapakah Ekrem Imamoglu?

Ekrem Imamoglu adalah seorang politisi asal Akaabat, Trabzon, Turki. Dilahirkan di kota tersebut pada tanggal 4 Juni 1970.  Di Trabzon, Imamoglu menghabiskan masa kecilnya hingga Sekolah Menengah Atas.

Ia kemudian melanjutkan studi sarjana di Universitas Instanbul Jurusan Administrasi Bisnis dan studi Magister Manajemen Sumber Daya Manusia.

Berkat ilmunya, ia mewariskan bisnis keluarganya dalam bidang konstruksi kemudian menjadi manajer dan wakil presiden Klub Bola Basket kampung halamannya,  BK Trabzonspor.

Tepat pada tahun 2008, Imamoglu memutuskan untuk bergabung dengan Republikan People's Party (Turki: Cumhuriyet Halk Partisi (CHP)). Kiprahnya bersama partai terbilang sukses sehingga pada tahun 2013 untuk mencalonkan diri sebagai walikota Beylikdz. Pemilihan diadakan pada 30 Maret 2014, sebagai bagian dari pemilihan lokal Turki 2014,  dan mamolu menang dengan 50,44% suara, mengalahkan kandidat Partai AKP yang berkuasa, Yusuf Uzun.

Kepemimpinannya sebagai walikota Beylikdz akhirnya mengantarkan mamolu sebagai kandidat kuat calon walikota Instanbul dari partai CHP. Kampanyenya mendapat perhatian dunia karena pendekatannya yang lembut dan menyatukan, yang berhasil menurunkan elektabilitas saingannya, kandidat AKP, Binali Yldrm.

Ia kemudian terpilih tetapi karena kontroversi yang terjadi maka pemungutan suara ulang dilakukan pada tanggal 23 Juni 2019. Lagi-lagi, ia menang dengan perolehan suara yang lebih besar dari sebelumnya.

Rupanya, Partai AKP yang dipimpin oleh Erdogan adalah partai yang terbesar di Turki sehingga mereka tidak ingin kehilangan kekuasaan. Apalagi Instanbul merupakan jantung negara Turki dimana menjadi pusat ekonomi, budaya dan sejarah negara Turki.

Instanbul juga merupakan kota terbesar keempat di dunia. Banyak orang mengatakan bahwa berbicara Instanbul sama dengan berbicara Turki dan sebaliknya berbicara Turki sama dengan berbicara Instanbul.

Pengaruhnya kota ini membuat para politisi merebut kekuasaan kota tersebut. Karena menjadi Walikota Instanbul sama dengan menjadi Presiden Turki. Untuk itulah Erdogan secara mati-matian ingin merebut kekuasaan Instanbul melalui partainya.

Tercatat Ekrem Imamoglu adalah politisi yang berulang kali menampar pipi kiri dan pipi kanan Erdogan. Mulai dari pemilihan walikota Beylikdz hingga persaingan merebut kursi walikota Instanbul melalui pemilihan dua kali. Walaupun ia diberhentikan setelah dilantik ia tetap berani maju sebagai petarung yang menyeret lawannya dengan telak.

Imamoglu menjadi figur ancaman posisi Erdogan di Turki. Mungkinkah setelah di Instanbul, Imamoglu menggeser kursi Erdogan sebagai presiden Turki?

Mari kita nantikan!
Salam!!!

Referensi: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun