Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Karakter, Tantangan Kepemimpinan dalam Era Industri 4.0

7 Juni 2019   08:07 Diperbarui: 8 Juni 2019   13:58 5906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Republika


Persaingan dunia yang semakin ketat disertai perkembangan dunia dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin maju, mau tidak mau kita perlu beradaptasi sesuai dengan tuntutannya. Kita dipaksa oleh zaman untuk hidup menurut pola yang tercipta. 

Negara-negara adidaya seperti Amerika sangat cepat bergerak dalam dunia Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang memiliki power untuk mempengaruhi dunia termasuk kita. Kita tidak bisa terkungkung dalam sebuah lingkaran kosong dan memandang yang lain berlari mengejar tuntutan global.

Untuk itu, dibutuhkan pemerintah yang mampu membuat kebijakan-kebijakan penting untuk bersaing dengan perkembangan zaman. Pemerintah yang baik karena memiliki pemimpin yang baik.

Tidak ada satu komunitas atau kelompok yang tidak memiliki pemimpin karena tanpa pemimpin, komunitas atau kelompok tersebut bergerak kacau seolah-olah tidak memiliki tujuan. Dan untuk itu, sebuah kelompok membutuhkan pemimpin.

Pemimpin punya peranan yang vital dalam sebuah komunitas atau kelompok. Segala sesuatu yang dilakukan baik itu tindakan ataupun keputusan memiliki efek yang sangat besar bagi anggota kelompok. Jika dia memutuskan untuk semua masuk jurang, semua mengikuti keputusan itu dan lain sebagainya.

Maka itu, sekecil apapun setiap komunitas atau kelompok, berharap memiliki pemimpin yang baik untuk mampu membawa mereka dan bekerja sama menggapai tujuan atau visi kelompok. Pemimpin adalah oknum pertama yang disalahkan jika terjadi kegagalan dalam mencapai visi.

Kegagalan mencapai tujuan bersama oleh suatu kelompok, komunitas, bahkan dalam instansi pemerintahan itu sendiri sering terjadi. Yang disalahkan adalah pemimpinnya.

Pergantian kepala, menteri dan sebagainya selalu dimutasi, diganti bahkan dengan cara dipecat karena dinilai gagal memimpin. Kalaupun bertahan, caci maki, cercaan, fitnah dan sebagainya terngiang-ngiang ditelinga dan akan dicap dan dikenang sebagai pemimpin yang benar-benar gagal.

Pemimpin yang mampu bekerjasama dengan anggotanya dan mencapai tujuan kelompok atau komunitas, dinilai sebagai pemimpin yang sukses dan dicap serta dikenang sebagai pemimpin yang Ideal.
***
Mencari dan menemukan pemimpin ideal zaman saat ini sangatlah tidak mudah. Bahkan, lebih mudah menemukan mutiara dibandingkan dengan menemukan pemimpin yang Ideal.

Di sisi lain, lebih mudah menemukan pemimpin yang gagal. Gagal memimpin kelompok untuk mencapai tujuan bersama dan sukses mencapai ambisi dan tujuan pribadinya.

Pemimpin yang gagal dinilai sebagai pemimpin yang tidak memiliki pengetahuan, tidak memiliki keterampilan, dan tidak memiliki karakter yang baik.

Ketiga hal ini merupakan satu kesatuan yang komplit jika benar-benar dimiliki oleh seorang pemimpin. Pengetahuan saja tidak cukup atau ketrampilan saja tidak cukup. Artinya peran karakter sangat penting dalam dunia leadership.

Pemimpin harus memiliki Strategi dan Karakter. Jika harus salah satu, Karakter yang harus dimiliki. Ya, Bagaimana mungkin memiliki seorang pemimpin bergelar profesor dengan segudang ilmu tetapi tidak terlepas dari Kolusi Korupsi dan Nepotisme (KKN)?

Bagaimana mungkin memiliki pemimpin yang memiliki ketrampilan dan kreativitas tingkat dewa tetapi tidak terlepas dari KKN?

Lebih baik jika ia tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan tetapi memiliki karakter yang baik, memiliki hati untuk melayani dan tidak ingin mencapai tujuannya sendiri.

Akan tetapi, lebih menarik jika semua kriteria itu dimiliki oleh seorang pemimpin. Percayalah bahwa komunitas, kelompok, instansi bahkan sebuah negara yang ia pimpin akan mengalami kemajuan yang sangat besar.
***

Sekali lagi, mencari pemimpin seperti ini memang sangat susah di zaman ini. Karena itu, hal ini menjadi PR kita bersama terutama generasi milenial.

Mempersiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0 membutuhkan karakter yang baik dalam diri seseorang sehingga mampu bersaing di segala sektor. Karena tidak ada profesi yang tidak menuntut karakter.

Ingat!
Jika tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan, karakter sudah cukup tetapi sejatinya seseorang yang memiliki karakter yang baik pasti memiliki pengetahuan dan keterampilan yang cukup.

Salam!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun