Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Akhirnya, Prabowo Seperti yang Dulu

23 Mei 2019   05:37 Diperbarui: 23 Mei 2019   06:00 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak Partai Gerindra didirikan oleh Prabowo, saya salah satu orang yang sangat mengidolakan sosok Prabowo Subianto. Saya membuktikan itu dengan memilih Prabowo Subianto pada Pilpres 2014.

Saya tahu Prabowo Subianto memiliki hati untuk Indonesia. Saat itu, kader-kader Gerindra hampir tidak ada yang masuk dalam nominasi koruptor. Itulah alasan saya mengagumi Pak Prabowo tetapi akhirnya kalah pada Pilpres 2014. Saya tidak kecewa, toh masih ada Pilpres 2019.

Di Pilpres 2019 kemarin, saya harus memilih Jokowi bukan Prabowo. Sejujurnya terdapat dua hal yang membuat saya memilih Jokowi.

Pertama, dia menegakan keadilan sosial. Pembangunan infrastruktur secara besar-besaran di kawasan Indonesia Timur merupakan pertama kalinya sejak Indonesia merdeka.

Kedua, Sejak lima tahun terakhir, Prabowo tidak seperti dulu lagi, yang saya idolakan dari Pak Prabowo tidak ada. Bukan berarti kader-kadernya koruptor tetapi pada tahun 2014 setelah pilpres, Gerindra mati-matian untuk pilpres dilakukan oleh wakil rakyat. Kemudian dalam beberapa kampanye yang mengandung unsur tebaran pesimisme.

Selama masa kampanye, hampir semua pernyataan Pak Prabowo aneh bagi saya karena sebagai idola, saya tahu bahwa Pak Prabowo tidak seperti itu.

Usai pilpres 2019, politik semakin memanas. Namun, Prabowo lebih banyak diam. Kemudian, pengumuman hasil oleh KPU menyatakan Prabowo-Sandi kalah dalam Pilpres kali ini.

Sebagai ekspresi ketidakpuasan terhadap hasil pemilu yang dianggap curang secara terstruktur, sistematis dan masif, aksi massa dilakukan didepan kantor KPU dan Bawaslu. Aksi tersebut meresahkan publik. Pembakaran toko danpelemparan batu ke arah polri menghiasi aksi tersebut. Tak heran, ada wartawan yang terkena lemparan batu hingga terluka dan juga ada beberapa peserta unjuk rasa yang sudah korban.

Proses negosiasi antara pihak keamanan dan para pendemo berjalan cukup alot. Untungnya, TNI AL juga hadir mengamankan dan turut ambil bagian dalam proses negosiasi.

Bukan berarti Polri tak mampu tetapi masa sudah benar-benar bersitegang dengan Polri sehingga memungkinkan negosiasi cukup sulit. Hal ini juga sebagai bukti bahwa kesatuan antara Polri dan TNI memang sangat kuat.

Aksi tersebut dilakukan karena hasil pemilu yang dianggap curang oleh kubu Prabowo-Sandi. Walaupun ada beberapa pernyataan dari beberapa politisi dalam koalisi Prabowo-Sandi bahwa aksi massa tidak bisa dikaitkan dengan kubu Prabowo-Sandi tetapi publik juga tahu bahwa motif aksi adalah hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun