Koalisi BPN dengan Demokrat terus menjadi tanda tanya. Terdapat dua kemungkinan, pecah atau masih utuh. Lalu apakah sudah berakhir setelah Sandiaga Uno berterima kasih kepada Ferdinand Hutahean?
Polemik Demokrat melangkah keluar dari koalisi menjadi topik hangat dalam beberapa minggu terakhir. Perbedaan pendapat dalam rangka menyikapi kecurangan pemilu menjadi alasan utama Demokrat akan keluar dari koalisi.
Masalah kecurangan pemilu dipastikan tidak akan dibawah ke Mahkamah Konstitusi (MK). Aksi massa menjadi satu-satunya cara menyoal kecurangan pemilu dan menuntut keputusan yang adil dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan mendiskualifikasi Jokowi-Ma'aruf yang dianggap melakukan kecurangan.
Langkah ini merupakan sebuah proses yang dianggap oleh Partai Demokrat sebagai tindakan inkonstitusional. Seharusnya dalam dunia demokrasi, hasil pemilu harus dihargai dan diterima sebagai kekuatan dan kedaulatan rakyat sehingga jika terjadi kecurangan pemilu maka langkah hukum sebagai langkah terakhir untuk menyelesaikan sengketa tersebut.
Perang kata-kata menghiasi kehidupan berpolitik kali ini. Yang mendominasi perang kata-kata ini adalah Arief Poyuono dan Andi Arief dengan kata-kata yang tidak etis sebagai seorang politisi.
Parahnya lagi adalah Ibu Ani Yudhoyono yang sedang sakit dibully oleh netizen dengan sebutan"buzzer setan gundul". Mengundang reaksi keras dari Partai Demokrat yang diwakili oleh Ketua Bidang Advokasi dan Hukum DPP Partai Demokrat (PD), Ferdinand Hutahean.
Melalui akun Twitternya, ia mengatakan bahwa bullyan sangat tidak manusiawi dan sangat brutal sehingga ia mengatakan berhenti mendukung Prabowo-Sandi.
"Pagi ini, sy menemukan bullyan yg sgt tdk berperi kemanusiaan dr buzzer setan gundul yg mengolok Ibunda Ani yg sedang sakit. Sikap itu sangat BRUTAL. Atas perilaku brutal buzzer setan gundul itu, saya FERDINAND HUTAHAEAN, saat ini menyatakan BERHENTI MENDUKUNG PRABOWO SANDI," ujar Ferdinand Hutahaean di akun Twitter-nya, Minggu (19/5/2019).
Keputusan untuk berhenti mendukung Prabowo-Sandi diakibatkan oleh bullying tersebut. Asumsi pertama penulis, Ferdinand mencurigai orang-orang dibelakang Prabowo yang melakukan hal tersebut. Alasannya adalah akhir-akhir ini Partai Demokrat menjaga jarak dengan koalisi BPN.
Asumsi kedua, sepertinya ia juga merasa Demokrat dihina dan dibully karena terus mendukung Prabowo-Sandi walaupun akan melakukan tindakan inkonstitusional padahal Partai Pimpinan SBY ini dikenal sebagai partai yang sangat Nasionalis.