"But now that the contest is over, all of us have a responsibility to respect the result."
Demikianlah kalimat yang diucapkan oleh Bill Shorten setelah Partai Buruh yang ia pimpin kalah dalam Pemilihan Umum (Pemilu) Australia 2019. Bill Shorten harus mengakui keunggulan Koalisi Nasional Liberal yang dipimpin oleh Scott Morrison.
Sebelumnya, Partai Buruh diprediksi akan memenangkan Pemilu Australia tetapi strategi Koalisi Nasional Liberal membalikkan semuanya dalam waktu 11 jam sebelum Pemilu.
Melalui BBC, 18 Mei 2019, Scott Morrison mengatakan bahwa kemenangan Koalisi merupakan sebuah keajaiban dan dia percaya mukjizat selalu terjadi. Dikatakan mukjizat karena dalam 20 tahun terakhir, Koalisi selalu kalah dalam jajak pendapat dengan Partai Buruh.
"I have always believed in miracles," kata Morrison
Menarik dalam hasil pemilu Australia kali ini adalah bukan tentang kemenangan Koalisi Nasional Liberal Pertama kalinya dalam 20 tahun terakhir tetapi sikap Bill Shorten dalam menerima dan menghargai hasil pemilu.
Sebelumnya Partai Buruh yang diprediksi akan memenangkan Pemilu Australia seharusnya tidak mudah bagi seorang Shorten untuk mengakui Liberal yang selalu dibawah bayang-bayang Partai Buruh.
Dalam 56 minggu terakhir, Kemenangan Partai Buruh dan Bill Shorten sudah muncul dipermukaan. Dan itu merupakan suatu hal yang biasa mengingat dominasi partai Buruh sulit digeser. Namun, kemenangan yang sudah diramalkan tidak terjadi.
Akan tetapi, Bill Shorten juga memuji rekan-rekannya yang telah berjuang habis-habisan untuk memenangkan Pemilu kali ini. Ia ingin perjuangan Partai Buruh tidak berhenti disini tetapi pada Pemilu berikutnya, Partai Buruh harus memimpin.
"I say to all of you here tonight.... carry on the fight. Labor's next victory will belong to our next leader and I'm confident that victory will come at the next election." Kata Bill Shorten
Bill Shorten mengatakan bahwa kampanye itu sulit dan kadang kampanye itu beracun. Ia mengatakan hal ini karena seakan tidak percaya pada perjuangan Scott Morrison dalam membalikkan keadaan pada 11 jam terakhir.
This has been a tough campaign, toxic at times," Kata Shorten.
Akan tetapi, sebagaimana yang diucapkan dalam kalimat awal tulisan ini bahwa sekarang kontes selesai, mereka semua memiliki tanggung jawab untuk menghormati hasilnya.
Artinya, tanggung jawab untuk menghormati hasil pemilu sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh orang Australia. Ibarat pertandingan sudah berakhir, kalah atau menang itu adalah sebuah kenyataan yang harus diterima walau itu sakit.
Prabowo harus belajar dari Bill Shorten
Quick count pemilu Australia baru mendapatkan data 70%, Shorten sudah mengakui kekalahan Partai Buruh. Berbeda dengan Prabowo, QC menyatakan hasil kemenangan untuk Jokowi-Ma'aruf dengan rata-rata selisih suara sebesar 10% tetapi mereka klaim menang dengan selisih suara sebesar 24% tanpa membuka datanya.
Seharusnya yang melakukan seperti Prabowo adalah Bill Shorten karena Partai Buruh sudah berkuasa 20an tahun didukung dengan hasil survei dalam 56 minggu terakhir, Partai Buruh selalu unggul.
Prabowo yang sudah tiga kali kalah berkompetisi dan hanya unggul satu kali dalam hasil survei di dua lembaga survei tetapi kalah pada survei berikutnya tidak ingin menerima dan mengakui hasil pemilu.
Tidak salah jika kita sepakat bahwa Prabowo tidak siap kalah dalam Pilpres kali ini. Klaim menang, dugaan kecurangan tidak akan dibawa ke MK, akan melakukan aksi demonstrasi sebagai bukti kuat bahwa ia tidak ingin kalah.
Sesuai dengan keputusan BPN, mereka tidak akan menerima hasil Pilpres kali ini setelah pengumuman tanggal 22 Mei. Mereka benar-benar tidak menghormati hasil Pemilu kali ini. Seharusnya jika QC tidak dipercaya, KPU harus dihormati dan dihargai.
Saya sarankan agar Prabowo belajar dari Bill Shorten yang seharusnya tidak kalah, ia akhirnya kalah. Yang seharusnya menunggu hasil KPU baru mengklaim kekalahan ia sudah mengakuinya setelah hasil QC dikeluarkan walaupun belum 100% suara masuk.
Mari kita belajar untuk menghargai proses pemilihan umum sebagai pesta demokrasi untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salam!!!
Referensi:
BBC News
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H