Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Prabowo Harus Belajar dari Kekalahan Bill Shorten

19 Mei 2019   07:15 Diperbarui: 19 Mei 2019   07:24 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bill Shorten mengatakan bahwa kampanye itu sulit dan kadang kampanye itu beracun. Ia mengatakan hal ini karena seakan tidak percaya pada perjuangan Scott Morrison dalam membalikkan keadaan pada 11 jam terakhir.

This has been a tough campaign, toxic at times," Kata Shorten.

Akan tetapi, sebagaimana yang diucapkan dalam kalimat awal tulisan ini bahwa sekarang kontes selesai, mereka semua memiliki tanggung jawab untuk menghormati hasilnya.

Artinya, tanggung jawab untuk menghormati hasil pemilu sudah menjadi kewajiban yang harus dilakukan oleh orang Australia. Ibarat pertandingan sudah berakhir, kalah atau menang itu adalah sebuah kenyataan yang harus diterima walau itu sakit.

Prabowo harus belajar dari Bill Shorten

Quick count pemilu Australia baru mendapatkan data 70%, Shorten sudah mengakui kekalahan Partai Buruh. Berbeda dengan Prabowo, QC menyatakan hasil kemenangan untuk Jokowi-Ma'aruf dengan rata-rata selisih suara sebesar 10% tetapi mereka klaim menang dengan selisih suara sebesar 24% tanpa membuka datanya.

Seharusnya yang melakukan seperti Prabowo adalah Bill Shorten karena Partai Buruh sudah berkuasa 20an tahun didukung dengan hasil survei dalam 56 minggu terakhir, Partai Buruh selalu unggul.

Prabowo yang sudah tiga kali kalah berkompetisi dan hanya unggul satu kali dalam hasil survei di dua lembaga survei tetapi kalah pada survei berikutnya tidak ingin menerima dan mengakui hasil pemilu.

Tidak salah jika kita sepakat bahwa Prabowo tidak siap kalah dalam Pilpres kali ini. Klaim menang, dugaan kecurangan tidak akan dibawa ke MK, akan melakukan aksi demonstrasi sebagai bukti kuat bahwa ia tidak ingin kalah.

Sesuai dengan keputusan BPN, mereka tidak akan menerima hasil Pilpres kali ini setelah pengumuman tanggal 22 Mei. Mereka benar-benar tidak menghormati hasil Pemilu kali ini. Seharusnya jika QC tidak dipercaya, KPU harus dihormati dan dihargai.

Saya sarankan agar Prabowo belajar dari Bill Shorten yang seharusnya tidak kalah, ia akhirnya kalah. Yang seharusnya menunggu hasil KPU baru mengklaim kekalahan ia sudah mengakuinya setelah hasil QC dikeluarkan walaupun belum 100% suara masuk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun