Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Duet Maut Arief Poyuono dan Andi Arief

17 Mei 2019   17:05 Diperbarui: 17 Mei 2019   17:27 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Andi Arief dan Arief Poyuono

Kelakuan dua orang politisi ini terbilang komplit dan diakui sebagai duet maut penghancur koalisi BPN.

Andi Arief, Politisi Partai Demokrat membuat koalisi Prabowo-Sandi menjadi retak setelah komentarnya mengenai klaim perolehan suara sebesar 62%. Ia mengatakan bahwa mustahil bagi seorang Prabowo untuk menang dengan perolehan suara sebesar itu.

Oleh karena itu, ia menuduh beberapa oknum yang sengaja memberi data tidak benar kepada Prabowo. Bahkan ia mengatakan orang-orang seperti itu ibarat setan gundul. Istilah ini mengundang tanggapan dari rekan-rekan koalisi bahkan ada yang mengatakan bahwa setan gundul itu adalah Andi Arief.

Perang kata-kata terus terjadi dalam koalisi Prabowo-Sandi. Demokrat membela Andi Arief, Kivlan Zen menuduh SBY Licik, Demokrat menganggap Kivlan Zen purnawirawan dengan pangkat dibawah SBY dan sebagainya.

Demokrat saat ini diambang pintu keluar koalisi. Setelah usulan-usulan BPN yang tidak akan menggunakan jalur hukum jika mendapatkan kecurangan pemilu tidak disetujui oleh kubu Demokrat.

Aksi nyatanya adalah Rekonsiliasi AHY dan Jokowi dan Pertemuan AHY dengan beberapa pejabat di Bogor dengan tujuan membuat sebuah kesepakatan untuk tidak ikut dalam aksi People Power yang telah diganti dengan kedaulatan rakyat.

Keretakan koalisi Prabowo-Sandi bertambah parah ketika komentar Bara Hasibuan, Politisi Partai Amanat Nasional (PAN) bahwa mereka cukup mendukung Prabowo sampai dengan Pilpres.

Koalisi seakan-akan mau pecah setelah wakil ketua umum partai Gerindra, Arief Poyuono meminta BPN untuk menolak hasil Pileg jika hasil pilpres ditolak. Perlu diketahui bahwa, kubu Prabowo-Sandi hanya menerima hasil pileg tetapi tidak menerima hasil pilpres sehingga hal ini membuat Poyuono tidak puas.

"Ya kita tolak dong kan kita udah tolak hasil Pilpres 2019, ya harus tolak pileg juga dong," kata Arief Poyuono kepada detikcom, Kamis (16/5).

Akan tetapi, Ahmad Riza Patria, Juru bicara BPN menganggap Poyuono tidak memahami tugas BPN dimana tugasnya adalah fokus pada hasil pilpres.

"Yang namanya BPN itu untuk pemenangan pilpres, bukan pileg. Jadi jangan gagal paham," kata Riza Patria kepada detik.com, Kamis (16/5/2019).

Dalam kesempatan yang sama, Arief Poyuono meminta agar Gerindra dan BPN untuk memboikot pemerintah dengan tidak membayar pajak karena pemerintah yang ada bukan pemerintah yang sah.

"Masyarakat yang telah memberikan pilihan pada Prabowo-Sandi tidak perlu lagi mengakui hasil Pilpres 2019, dengan kata lain, jika terus dipaksakan hasil Pilpres 2019 untuk membentuk pemerintahan baru, maka masyarakat tidak perlu lagi mengakui pemerintahan yang dihasilkan Pilpres 2019. Langkah-langkah yang bisa dilakukan masyarakat yang tidak mengakui hasil pemerintahan dari Pilpres 2019 di antaranya tolak bayar pajak kepada pemerintahan hasil Pilpres 2019 yang dihasilkan oleh KPU yang tidak legitimate. Itu adalah hak masyarakat karena tidak mengakui pemerintahan hasil Pilpres 2019", kata Poyuono dalam keterangan tertulis kepada wartawan detik.com, Rabu (15/5/2019).

Rupanya ajakan Poyuono adalah inisiatif dirinya sendiri setelah kubu Prabowo-Sandi menegaskan bahwa hal tersebut bukan insiatif partai. Malah, Poyuono diserang kembali oleh rekan-rekannya bahwa ia membakar rumahnya sendiri.

Poyuono meminta Prabowo-Sandi juga menolak hasil Pileg 2019, meski di rekapitulasi sementara KPU Gerindra berada di posisi ketiga dan akan mendapat kursi pimpinan DPR. Ia pun menilai teman-temannya yang tidak senada dengan dia seperti setan kurap yang menyusup di sekitar Prabowo-Sandiaga.

"Kawan-kawan saya di BPN dan Gerindra dan koalisi yang nggak setuju untuk mengajak pemilih Prabowo-Sandi menolak hasil Pilpres dan Pileg 2019 curang yang akan menghasilkan pemerintahan yang nggak sah dan memboikot pemerintahan 2019-2024 hasil pemilu curang dan tidak legitimate karena dihasilkan dari suara suara setan alas dan bukan dari suara rakyat, suara Allah, dengan tolak membayar pajak nantinya, mereka ini semua kayak setan-setan kurap yang selama ini menyusup di sekitaran Prabowo-Sandi ya. Dan suka pada nyolong duit negara," ujar Arief Poyuono kepada detikcom, Kamis (16/5/2019).

Kesamaan Andi Arief dan Arief Poyuono


Nama
Dua orang politisi ini memiliki nama yang sama yaitu Arief walaupun letaknya berbeda-beda. Arief pada Andi Arief terletak pada nama belakang sedangkan Arief pada Arief Poyuono terletak pada nama depan.

Pembuat Sensasi
Sensasi yang diciptakan oleh Andi Arief adalah tuduhan Setan Gundul dan Sumbu Pendek kepada rekan-rekan koalisi sedangkan Arief Poyuono menuduh rekan-rekan koalisinya sebagai setan kurap yang menyusup.

Pemecah Belah Koalisi
Komentar-komentar mereka membangkitkan emosi rekan-rekan koalisinya. Andi Arief dituduh balik sebagai Setan Gundul sedangkan Arief Poyuono dituduh sebagai oknum yang akan merusak koalisi karena membakar amarah orang lain.

Salam!!!

Referensi:

Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun