Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesan-pesan Pawai Paskah di Amanuban Timur

5 Mei 2019   17:53 Diperbarui: 26 November 2023   09:08 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: Adegan Yesus bangkit dan menampakan diri pada murid-murid-Nya

Dalam wawancara tersebut, selebihnya ia memiliki harapan seperti Gubernur bahwa kedepannya harus ditata lebih baik untuk mendongkrak ekonomi masyarakat.

Tak kalah, dalam Prosesi Paskah tersebut Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Yusuf Nakmofa, S.Th menyampaikan harapan kepada umat Kristen untuk tetap menjaga toleransi umat beragama di NTT khususnya di wilayah Kecamatan Amanuban Timur. Ia pun berharap kebangkitan Kristus membangkitkan TTS dari masalah stunting dan kabupaten penyumbang Human Trafficking terbanyak dari NTT.

Dokpri:Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Yusuf Nakmofa
Dokpri:Sekretaris Sinode GMIT, Pdt. Yusuf Nakmofa

Khusunya masalah stunting, melalui SindoNews, Kamis 24 Januari 24 Januari 2019, Kasus penderita Stunting meningkat. Dalam bulan Januari, RSUD Soe mengurus 8 pasien yang menderita stunting.

Berdasarkan alasan tersebut, Pdt. Yusuf selaku tuan rumah Prosesi Paskah menghimbau kepada seluruh elemen gereja untuk berperang melawan kasus-kasus kemanusiaan tersebut.

Kehadiran pemerintah provinsi, kabupaten, kepolisian dan gereja merupakan peristiwa penguatan kerjasama dari berbagai elemen untuk berperang melawan intoleransi, kemiskinan dan kebodohan. Lebih dari itu sebagai ancaman bagi radikalisme yang mengincar keutuhan toleransi umat beragama di NTT.

Salam!!!

#kampungNTT

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun