Mohon tunggu...
Neno Anderias Salukh
Neno Anderias Salukh Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Budaya | Pekerja Sosial | Pengawas Pemilu

Orang biasa yang menulis hal-hal biasa

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Sexy Killers" Bohong?

23 April 2019   17:37 Diperbarui: 28 April 2019   16:14 2009
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen detik.com
Dokumen detik.com

Tentunya tanggapan ini menunjukkan ketidakpuasan dari Pak Luhut Panjaitan sendiri. Ia menganggap film ini bohong dan hanya mau menjatuhkannya di mata publik. Padahal Berdasarkan laporan detik.com bahwa pada tanggal 27 Februari 2019 Pak Luhut mengaku di Kementerian Koordinator Bidang Kemarimitiman  bahwa ia memiliki saham di PT. Toba Bara Sejahtera.

"Saya itu punya saham di Toba Bara Sejahtra, tapi saya sekarang tinggal 10% di situ. 10% dari 8.000 ha," katanya.

Nah, yang dimaksud bohong dari film ini apakah Pak Luhut Panjaitan tidak memegang saham ataukah tidak ada kerusakan lingkungan dan keluhan masyarakat seperti yang diungkapkan oleh Sexy Killer. Hal ini penulis pun belum mengetahuinya tetapi berdasarkan pengakuan Pak Luhut Panjaitan pada bulan Februari lalu dengan reportase yang ada dalam film Sexy Killer, maka membuat publik bingung.

Nah, Apakah Sexy Killer Bohong? Ataukah Pak Luhut Panjaitan yang bohong?

Kita sebagai rakyat kecil, kita mau mempercayai yang mana? Percaya pada WatchDoc yang tidak tanggung-tanggung mengungkapkan sisi gelap para kapitalis atau percaya pada Pak Luhut dan mereka yang memberi unlike pada film tersebut?

Saya mengajak kita semua untuk cerdas mengamati film ini yang bagi saya itu tidak bohong sehingga melalui tulisan ini saya menantang Pak Luhut Panjaitan untuk membawa WatchDoc ke ranah hukum jika film ini adalah sebuah fitnah bagi dirinya dan para elite.

Tujuannya ada pembuktian dari para elite politik kepada publik bahwa tidak ada sisi negatif dari pertambangan batubara di Kalimantan agar kepercayaan dari publik kepada elit politik tetap terjaga.

Salam Indonesia Raya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun